Semen Gresik Nyatakan Nihil Klaster COVID-19 di Lingkungan Kerja

Fasilitator Rumah BUMN Rembang, Achmad Gufron
Fasilitator Rumah BUMN Rembang, Achmad Gufron, menunjukkan sebuah jaket batik tulis Lasem dengan motif Barongan di acara UKW 2021 PWI Jateng di Hotel Novotel Semarang, Jumat (26/2).

Semarang, Idola 92,6 FM – Semen Gresik selama pandemi COVID-19 berlangsung menerapkan protokol kesehatan ketat, dan berupaya melakukan pencegahan penularan virus Korona. Sehingga, tidak ada pekerja yang terkonfirmasi COVID-19.

Direktur Keuangan & SDM Semen Gresik Muchammad Supriyadi mengatakan terkait pandemi COVID-19 yang berlangsung sejak Maret 2020 kemarin, pihaknya berupaya melakukan pencegahan penyebaran virus Korona dengan menerapkan protokol kesehatan cukup ketat. Pernyataan itu disampaikan di sela kegiatan Uji Kompetensi Wartawan (UKW) 2021 yang diadakan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Jawa Tengah di Hotel Novotel Semarang, Jumat (26/2).

Supriyadi menjelaskan, upaya yang dilakukan untuk mencegah penyebaran COVID-19 di lingkungan kerja memang cukup ketat. Tidak hanya bagi seluruh pekerja, tetapi juga para tamu yang akan memasuki areal pabrik.

Menurutnya, yang paling mencolok dari upaya pencegahan COVID-19 adalah pemberlakuan Work From Home (WFH) sejak pandemi merebak. Saat ini jumlah pekerja Semen Gresik yang WFH sebanyak 65 persen, dan sisanya diperkenankan masuk kantor khusus untuk areal produksi.

Dampaknya, saat ini belum ada laporan pekerja maupun keluarganya yang terkonfirmasi COVID-19. Sehingga, Semen Gresik menyebutkan nihil klaster COVID-19.

“Kami menyadari bahwa kegiatan perekonomian itu tidak bisa kita tunda dan tidak bisa kita hentikan. Karena itu salah satu pilar kekuatan ekonomi di negara kita,” kata Supriyadi.

Lebih lanjut Supriyadi menjelaskan, pihaknya juga berkomitmen agar roda perekonomian di dalam negeri tetap berjalan.

Semen Gresik Peduli UKM Batik Lasem

Sementara itu guna mendorong perekonomian bangkit di masa pandemi, Rumah BUMN di Rembang, Semen Gresik merangkul sejumlah pelaku UKM untuk mengembangkan dan memasarkan produknya. Salah satunya adalah UKM Batik Gunung Kendil, dengan mengembangkan batik khas Lasem bisa mendunia.

Fasilitator Rumah BUMN Rembang Achmad Gufron menyebutkan, batik tulis Lasem selama ini sudah cukup terkenal dan peminatnya banyak. Namun, diperlukan adanya sentuhan kreasi agar batik tulis Lasem tampil kekinian.

Gufron menjelaskan, dengan merangkul dan melakukan pendampingan kepada pelaku UKM ini diharapkan bisa membantu bangkit dari dampak pandemi.

“Batik tulis Lasem ini dikenal karena klasiknya. Karena memang polanya yang sudah khas Lasem. Ada akulturasi budayanya, dan ini digabungkan dengan fesyen kekinian. Jadi di model dengan kekinian,” ujar Gufron.

Gufron menyebut, dari pendampingan yang dilakukan kepada pelaku UKM itu kemudian muncul produk jaket dan jumper serta hoodie. Satu produk dibanderol dengan harga mulai dari Rp5 juta, dan memberikan nilai tambah bagi produk buatan UKM. (Bud)