TNI/Polri Terus Efektifkan Pelaksanaan PPKM Darurat Guna Menekan Angka COVID-19

Aparat kepolisian
Aparat kepolisian melakukan penyemprotan desinfektan ke sejumlah ruas jalan di Kota Semarang.

Semarang, Idola 92,6 FM – Jajaran Kodam IV/Diponegoro bersama Polda Jawa Tengah akan bersinergi dengan pemerintah daerah, dalam upaya menurunkan angka kasus COVID-19 melalui kegiatan PPKM darurat. Partisipasi dan kesadaran masyarakat juga dibutuhkan, karena menjadi kunci keberhasilan PPKM darurat.

Pangdam IV/Diponegoro Mayjen TNI Rudianto mengatakan pelaksanaan PPKM darurat yang ditetapkan pemerintah pusat hingga 20 Juli 2021, untuk menekan laju perkembangan COVID-19 di dalam negeri. Pernyataan itu dikatakan saat gelar pasukan di lapangan Balaikota Surakarta, kemarin.

Menurut pangdam, kunci dari keberhasilan PPKM darurat adalah masyarakat bisa mematuhi dan mendukung imbauan dari pemerintah maupun aparat TNI/Polri.

Pangdam menjelaskan, penurunan angka kasus COVID-19 di Jateng bisa tercapai jika ada kerja sama yang baik dari pemerintah dengan didukung masyarakat. Sebab, masyarakat yang mau berperan serta aktif dan berpartisipasi terhadap protokol kesehatan akan mampu memutus mata rantai penularan COVID-19.

“Namun untuk lebih efektif dan efisien serta memaksimalkan apa yang sudah dilakukan, maka Polda Jateng bersama Kodam IV/Diponegoro memperkuat pelaksanaannya. Yaitu dengan kita mendatangkan kendaraan-kendaraan water cannon, dan kendaraan penerangan keliling. Kita satukan visi misa untuk perkuat, sehingga pelaksanaan PPKM darurat lebih baik lagi,” kata pangdam.

Terpisah, Gubernur Ganjar Pranowo menyatakan bahwa aksi dan upaya dari pemerintah bersama TNI/Polri meredam kasus COVID-19 di Kabupaten Kudus membuahkan hasil. Saat ini, Kudus yang semula masuk daerah zona merah sekarang sudah menurun dan berada pada zona oranye.

Ganjar menjelaskan, keberhasilan penanganan kasus COVID-19 di Kudus tidak lepas dari upaya masif yang dilakukan pemerintah daerah bersama TNI/Polri.

“Kudus sekarang melandai, dan justru oranye sekarang kalau dari data epidemiologisnya. Sekarang sudah tidak zona merah, sudah zona oranye. Kudus bagus. Sekarang tren Kudus itu kita harapkan juga bisa mempengaruhi area sekitarnya. Jepara, Pati dan Rembang. Nah sekarang kita yang perhatikan daerah di sekitar Kudus itu,” ujar Ganjar.

Lebih lanjut Ganjar menjelaskan, peningkatan kasus COVID-19 yang terjadi di Kudus pada Lebaran kemarin sempat membuat banyak pihak kaget. Sehingga, dari pemerintah pusat sampai daerah hingga TNI/Polri turun tangan melakukan upaya penegakan protokol kesehatan. (Bud)