Trans Jateng Siap Layani Rute Semarang-Gubug

Pembuatan halte bus Trans Jateng
Sejumlah pekerja sedang menyelesaikan pembuatan halte bus Trans Jateng rute Semarang-Grobogan.

Semarang, Idola 92,6 FM – Pemprov Jawa Tengah menyiapkan armada Trans Jateng, untuk melayani mobilitas masyarakat algomerasi Semarang ke Grobogan atau sebaliknya. Ditargetkan, Trans Jateng yang melayani rute Semarang-Penggaron-Gubug-Godong itu akan beroperasi pada Oktober 2021 mendatang.

Kepala Balai Trans Jateng Joko Setiawan mengatakan saat ini pihaknya sedang memersiapkan perangkat pendukung, infrastruktur dan juga pegawai serta menyiapkan terminal untuk armada Trans Jateng. Pernyataan itu dikatakannya saat dihubungi lewat telepon, Kamis (26/8).

Joko menjelaskan, potensi penumpang Trans Jateng rute Semarang-Grobogan cukup besar. Tidak hanya pekerja pabrik yang ada di sepanjang jalur Semarang-Grobogan, tetapi juga pedagang pasar dan melayani pelajar. Bahkan, dengan adanya Trans Jateng itu akan memudahkan masyarakat yang akan pergi ke Juwangi atau ke Demak karena ada titik integrasi dengan angkutan umum lainnya di sekitar Terminal Godong.

Menurut Joko, tarif Trans Jateng rute Semarang-Grobogan sama dengan rute lainnya yang sudah beroperasi sebelumnya. Yakni Rp2 ribu untuk buruh dan pelajar serta veteran, dan tarif Rp4 ribu untuk masyarakat umum pekerja atau wisata.

“Kalau terkait dengan kesiapan armada, armada yang akan disiapkan itu 14 armada. Sebenarnya sih (rutenya) Semarang-Penggaron-Gubug tapi diteruskan sampai Godong. Kalau Godong ada terminal yang representatif, mungkin bisa kita jadikan asal tujuan perjalanan. Tapi karena di situ terminalnya kecil banget dan agak ruwet karena nyampur dengan pasar, jadi terminalnya di Gudug. Jadi berhentinya bus di Gudug meskipun sampai Godong,” kata Joko.

Joko lebih lanjut menjelaskan, dengan tarif Trans Jateng yang cukup terjangkau itu akan mengalihkan penggunaan kendaraan pribadi dan memilih menumpang angkutan umum. Sehingga, juga mampu mengurai potensi kemacetan atau ketersendatan yang biasa terjadi di jalur Semarang-Grobogan.

“Harapan kita, masyarakat bisa menggunakan angkutan umum yang lebih hemat biaya transportasi. Sehingga, pada akhirnya dapat meningkatkan daya beli masyarakat untuk memenuhi kebutuhan pokok lainnya,” pungkasnya. (Bud)