Waspadai Cuaca Ekstrem Saat Pancaroba

Iis Widya Harmoko
Kasi Data dan Informasi BMKG Kelas I Semarang Iis Widya Harmoko menjelaskan peta cuaca di Jateng memasuki musim kemarau.

Semarang, Idola 92,6 FM – BMKG Semarang meminta masyarakat Kota Semarang dan sekitarnya, untuk mewaspadai potensi cuaca ekstrem saat musim pancaroba peralihan dari musim hujan ke musim kemarau dalam beberapa hari ke depan. Yakni, terjadinya hujan dengan intensitas sedang hingga lebat dalam durasi pendek.

Kasi Data dan Informasi BMKG Kelas I Semarang Iis Widya Harmoko mengatakan untuk di wilayah Jawa Tengah, musim kemarau secara umum dimulai pada Mei 2021. Namun, ada juga beberapa wilayah yang sudah masuk musim kemarau dimulai pada akhir April 2021. Pernyataan itu dikatakan Iis saat ditemui di kantornya, Jumat (21/5).

Menurut Iis, beberapa wilayah lainnya di Jateng ada yang memasuki musim kemarau dimulai pada Juni-Juli 2021.

Iis menjelaskan, pada musim kemarau masih terjadi hujan walau tidak sebanyak saat musim hujan. Pada musim pancaroba atau masa transisi ini, biasanya terjadi perubahan cuaca sebelum memasuki musim kemarau. Misalnya di Kota Semarang dan sekitarnya yang musim kemarau diperkirakan akhir Mei 2021, saat ini sedang dalam masa transisi menuju musim kemarau.

“Untuk kondisi-kondisi yang perlu diwaspadai tentu saja adanya kondisi cuaca ekstrem. Pada saat masa transisi atau pancaroba, masih ada peluang adanya potensi cuaca ekstrem. Kenapa seperti itu? Dengan adanya perubahan dari musim hujan ke musim kemarau, tentu saja akan terjadi perubahan atmosfer di udara karena perubahan pola angin. Biasanya musim hujan itu angin baratan, dan musim kemarau adalah angin timuran. Misalnya hujan dengan intensitas sedang hingga lebat. Biasanya terjadi sore hingga malam hari,” kata Iis.

Lebih lanjut Iis menjelaskan, pada musim pancaroba perubahan dari musim hujan ke musim kemarau disertai dengan hujan ekstrem durasi pendek antara 30 menit sampai satu jam. Masyarakat tetap diminta waspada dengan perubahan cuaca memasuki musim kemarau, terutama untuk dataran rendah.

“Daerah-daerah yang paling terakhir masuk musim kemarau adalah dataran tinggi. Waspadai hujan dengan intensitas tinggi di dataran tinggi, karena akan melimpas ke dataran rendah dan berpotensi banjir apabila daerah itu belum siap,” pungkasnya. (Bud)

Artikel sebelumnyaPenjualan Oleh-oleh Khas Semarang Terdampak Karena Aturan Larangan Mudik
Artikel selanjutnyaMemahami Pokok Masalah Kebocoran Data Pribadi Warga yang Kembali Terulang