APBN Alami Defisit 1,22 Persen Jelang Tutup Tahun

Menteri Keuangan Sri Mulyani
Menteri Keuangan Sri Mulyani saat memberikan penjelasan secara daring.

Semarang, Idola 92,6 FM – APBN mengalami defisit menjelang akhir tahun per 14 Desember 2022, dengan total defisit mencapai 1,22 persen atau setara dengan Rp237,7 triliun. Dengan kondisi tersebut, mengindikasikan APBN menuju ke arah baik atau menjadi lebih sehat.

Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengatakan per 14 Desember 2022 kemarin, postur APBN 2022 mencapai Rp237,7 triliun atau mengalami defisit sebesar 1,22 persen dari PDB. Pernyataan itu dikatakan secara daring, kemarin.

Sri Mulyani menyatakan, defisit ini jauh lebih kecil dari yang direncanakan menurut Perpres Nomor 98 Tahun 2022. Dengan situasi sampai 14 Desember 2022, nantinya akan tercipta keseimbangan primer.

Menurut Sri Mulyani, dari sisi pendapatan negara sampai dengan 14 Desember 2022 tercatat sebesar Rp2.337,5 triliun dari target APBN 2022 dalam Perpres 98 Tahun 2022 sebesar Rp2.266,2 triliun.

“Secara persentase PDB, defisit posisi 14 Desember adalah 1,22 persen. Tahun lalu defisitnya 3,64 persen dari PDB. Dengan situasi defisit ini dan pembiayaan yang mengalami penurunan drastis, juga akibat dari defisit yang menurut sangat drastis. Menggambarkan APBN kita sehat kembali,” kata Sri Mulyani, kemarin.

Lebih lanjut Sri Mulyani menjelaskan, untuk penerimaan pajak per 14 Desember 2022 mencapai Rp1.634,36 triliun atau naik 41,9 persen bila dibanding tahun sebelumnya yang hanya Rp1.151,5 triliun. Penerimaan pajak telah melebihi target sebesar 110,06 persen, dari target Perpres 98 Tahun 2022.

“Penerimaan ini cukup tinggi yang didorong sektor pertambangan, akibat adanya booming harga komoditas. Dan ini berlangsung terus hingga hari ini, sehingga penerimaan pajak tumbuhnya tinggi sekali,” jelas Sri Mulyani.

Dari sisi penerimaan bea cukai juga melampaui target Perpres 98 Tahun 2022 sebesar 98,1 persen, atau mencapai Tp293,08 triliun per 14 Desember 2022.

Sementara penerimaan negara bukan pajak mencapai Rp551,1 triliun, dan angka tersebut meningkat 56,6 persen dibanding tahun sebelumnya dan melebihi target Perpres 98 Tahun 2022 sebesar 114,4 persen. (Bud)