ASITA Jateng Sebut Tren Wisata 2022 Lebih ke Alam Terbuka

Seorang wisatawan
Seorang wisatawan melakukan pemindaian PeduliLindungi sebelum memasuki obyek wisata Pantai Ngebum Kabupaten Kendal.

Semarang, Idola 92,6 FM – ASITA Jawa Tengah menyebutkan, jika tren pariwisata pada 2022 ini cenderung pada obyek wisata alam terbuka yang diminati wisatawan. Tidak hanya pantai dan gunung, tetapi juga konsep wisata outdoor lainnya dengan tetap memertahankan protokol kesehatan.

Ketua ASITA Jateng Joko Suratno mengatakan tren pariwisata pada tahun ini lebih kepada konsep outdoor atau alam terbuka, yang membuat wisatawan lebih nyaman dibandingkan wisata indoor atau di dalam ruangan. Pernyataan itu dikatakan saat ditemui di acara wisata di Kota Semarang, belum lama ini.

Joko menjelaskan, para wisatawan lebih menyukai konsep pariwisata yang menonjolkan alam terbuka. Terlebih lagi, situasi pandemi saat ini mengharuskan wisatawan tetap mematuhi protokol kesehatan dan salah satunya jaga jarak atau mengurangi kerumunan. Sehingga, wisata alam menjadi alternatif bagi para wisatawan yang ingin berwisata. Mulai dari wisata gunung, pantai dan beberapa daya tarik wisata alam lainnya.

Menurutnya, situasi pandemi dan saat ini merebaknya kasus varian omicron harus diantisipasi semua pihak. Tidak hanya pengelola pariwisata, tetapi juga penyedia jasa perjalanan dan wisatawan tetap harus mematuhi protokol kesehatan.

“Di 2022 permintaan itu sudah ada banyak. Kemudian juga desa wisata juga menarik ya, karena memang dilakukan di luar ruangan dan di situ terkolaborasi budaya dan ada juga ekonomi kreatifnya. Saya kira ini menarik untuk dikembangkan. Kalau di Jawa Tengah itu Karimunjawa mungkin masih menjadi primadona sama dengan Borobudur dan Dieng masih menjadi primadona. Ini menjadi tren positif untuk pengembangan pariwisata di 2022 ini,” kata Joko.

Lebih lanjut Joko menjelaskan, untuk menggiatkan kembali dunia pariwisata dan menyambut kedatangan wisatawan harus ada pembenahan akses ke lokasi wisata. Terutama, bagi wisata alam yang memang belum tergarap sempurna tetapi peminatnya sudah mulai ramai.

“Akses ini perlu dibenahi, supaya tidak hanya bisa dijangkau kendaraan roda dua atau mobil kecil saja tetapi juga bisa dijangkau kendaraan yang lebih besar. Ini untuk memudahkan wisatawan bisa berkunjung ke tempat-tempat tersebut,” pungkasnya. (Bud)