Kenaikan Harga BBM Belum Berikan Dampak Terhadap Harga Komoditas Pangan

Brigjen Pol Abiyoso Seno Adji
Wakapolda Jateng Brigjen Pol Abiyoso Seno Adji Saat berdialog dengan pedagang di Pasar Peterongan Semarang, Jumat (9/9).

Semarang, Idola 92,6 FM – Harga komoditas pangan di pasar tradisional di Kota Semarang, belum menunjukkan kenaikan berarti setelah kebijakan penyesuaian harga Bahan Bakar Minyak (BBM). Bahkan, belum sampai terjadi gejolak harga di pasaran.

Kepala Dinas Perdagangan Kota Semarang Nurkholis mengatakan setidaknya ada 52 pasar tradisional yang ada di kota ATLAS, pihaknya telah melakukan pemantauan harga melalui masing-masing kepala pasar tradisional. Pernyataan itu dikatakan saat ditemui di kantornya, kemarin.

Nurkholis menjelaskan, dari pantauan harga komoditas pangan yang dilakukan di sejumlah pasar tradisional belum terlalu berpengaruh dari dampak kenaikan harga BBM. Disebut, kenaikannya belum terlalu berarti yang memberatkan masyarakat.

Namun dirinya belum bisa memerkirakan, apakah kenaikan harga komoditas bisa terjadi di pekan-pekan berikutnya setelah kenaikan harga BBM.

“Seperti telur ya, semula menembus Rp30 ribu-Rp31 ribu per kilogramnya itu sekarang sudah jadi Rp27 ribu per kilogram. Yang paling mahal Rp28 ribu per kilogram. Cabai juga demikian yang ada sedikit kenaikan dari minggu lalu. Cabai tampar itu kemarin sekitar Rp75 ribu per kilogram, sebelumnya sempat tembus Rp90 ribu per kilogram sekarang sudah turun,” kata Nurkholis.

Lebih lanjut Nurkholis menjelaskan, pemerintah dalam upaya membantu masyarakat karena dampak kenaikan harga BBM juga telah menggulirkan sejumlah bantuan. Salah satunya adalah menggerakkan operasi pasar.

“Kemarin juga ada program yang dikeluarkan pemerintah berupa penggantian biaya transportasi. Masih ada beberapa program lainnya yang diberikan kepada masyarakat,” jelasnya.

Diketahui, per 3 September 2022 kemarin pemerintah melakukan penyesuaian harga BBM.

Pertalite dari semula Rp7.650 per liter menjadi Rp10 ribu per liter. Sedangkan Solar subsidi sebelumnya Rp5.150 per liter menjadi Rp6.800 per liter. Sementara Pertamax menjadi Rp14.500 per liter dari sebelumnya Rp12.500 per liter. (Bud)