Memahami Potensi Cuaca Ekstrem di Sejumlah Wilayah bersama BMKG

Miming Saepudin
Miming Saepudin Koordinator Bidang Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca BMKG. (photo dok Miming)

Semarang, Idola 92.6 FM – Beberapa waktu belakangan, cuaca ekstrem yang ditandai dengan hujan lebat disertai angin kencang menerjang sejumlah wilayah. Bahkan, ada yang mengakibatkan korban jiwa. Hal itu terjadi di Ngaliyan Kota Semarang, Jumat sore, 7 Oktober 2022.

Seorang pemotor berinisial AA (31) tewas usai tertimpa pohon saat sedang melintas di Jalan Palir Kaliancar Ngaliyan Kota Semarang. Selain AA, anak perempuannya yang sedang diboncengnya juga ikut terluka.

Potensi adanya cuaca ekstrem ini sebelumnya memang sudah diprediksi oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). BMKG menyebut, prakiraan cuaca ekstrem berpotensi terjadi di sebagian besar Indonesia termasuk di Jawa Tengah (Kota Semarang).

Akibat Cuaca Ekstrem
Pohon tumbang di Jalan Palir Kaliancir Ngaliyan Semarang, Jumat (7/10/2022). (Photo: dok. Kantor SAR Semarang)

“Terik panas siang hari, hujan sore-malam adalah kataristik pancaroba, dari musim hujan ke kemarau atau dari kemarau ke musim hujan,” jelas Koordinator Bidang Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca BMKG, Miming Saepudin kepada radio Idola, pagi (11/10) tadi. Cuaca seperti ini masih berpotensi terjadi hingga seminggu ke depan.

Menurut BMKG, beberapa wilayah yang berpotensi terdampak hujan lebat dengan kategori siaga perlu diwaspadai. Di antaranya: sebagian wilayah Aceh, sebagian wilayah Banten, sebagian wilayah DKI Jakarta, sebagian wilayah Jawa Barat, sebagian wilayah Jawa Tengah, sebagian wilayah Jawa Timur, sebagian wilayah Kalimantan Barat, dan sebagian wilayah Sulawesi Tengah.

Lalu apa penyebab cuaca ekstrem hingga sebagian wilayah juga mengalami hujan es? Berikut wawancara radio Idola Semarang dengan Koordinator Bidang Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca BMKG, Miming Saepudin. (yes/her)

Simak podcast wawancaranya: