PLN Siap Serap Listrik PLTSa Terbesar di Jateng

Menteri ESDM Arifin Tasrif
Menteri ESDM Arifin Tasrif (dua dari kiri) saat meninjau pengerjaan PLTSa Putri Cempo Surakarta.

Semarang, Idola 92,6 FM – PLN siap menyerap listrik sebesar 5 MW yang dihasilkan dari Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) Surakarta, di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Putri Cempo pada akhir 2022 mendatang. Hal itu menjadi komitmen PLN, dalam mendukung perhelatan G20 di Indonesia dalam waktu dekat ini. Termasuk, meningkatkan bauran energi baru terbarukan (EBT) guna mencapai target net zero emission pada 2060 mendatang.

Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan pembangunan PLTSa Surakarta merupakan bagian dari program pemerintah yang menargetkan pengoperasian 12 PLTSa di seluruh Indonesia. Pernyataan itu dikatakan saat mengunjungi PLTSa Surakarta, Rabu (26/1).

Arifin menjelaskan, sesuai amanat Peraturan Presiden Nomor 35 Tahun 2018 tentang Percepatan Pembangunan Instalasi Pengolah Sampah Menjadi Energi Listrik Berbasis Teknologi Ramah Lingkungan maka pihaknya ikut mendorong pemanfaatan energi bersih dan terbarukan. Saat ini, PLTSa Surakarta merupakan pembangkit ramah lingkungan berbasis sampah terbesar di Jawa Tengah yang mampu menjawab tantangan Indonesia dalam berkontribusi pengurangan emisi pada perhelatan G20.

Menurut Arifin, keberadaan PLTSa Surakarta selain memproduksi listrik yang ramah lingkungan juga mengurangi tumpukan sampah rumah tangga.

“Sampah memiliki nilai tambah, apabila dapat diubah menjadi energi yang aman dan efisien. Sampah dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi terbarukan, untuk pemenuhan pasokan energi nasional serta turut mendukung transisi energi dan mencapai target penurunan emisi gas rumah kaca. Sehingga kami mendorong, agar PLTSa di Surakarta ini bisa segera selesai dengan target yang sudah direncanakan. Nantinya PLTSa ini akan menjadi benchmark bagi 10 lokasi lainnya,” kata Arifin.

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menambahkan, PLTSa Surakarta menggunakan bahan bakar sampah yang dikelola masyarakat. Memanfaatkan teknologi gasifikasi plasma, sampah rumah tangga yang menjadi masalah lingkungan bisa diolah sebagai bahan baku listrik ramah lingkungan.

Menurut Darmawan, meskipun melalui proses pembakaran dan penggunaan sampah sebagai bahan energi tidak akan mencemari lingkungan sekitar. Sebab, gas yang dihasilkan dari proses tersebut bebas dari bahan kimia maupun kandungan berbahaya lainnya.

“PLN dan pengembang PLTSa Putri Cempo sebelumnya telah menyepakati harga jual beli listrik sebesar 13,35 sen dolar AS per kwh, atau setara Rp1.800 per kWh. Sebagai pembeli, PLN siap menyerap listrik untuk disalurkan ke masyarakat luas. Kami dari sisi PLN all out dalam mendukung sisi teknis, dan kebutuhan-kebutuhan pembangunan PLTSa,” ucap Darmawan.

Lebih lanjut Darmawan menjelaskan, konstruksi proyek PLTSa Putri Cempo senilai Rp 330 miliar dan saat ini sudah mencapai 67,84 persen. Ditargetkan, PLTSa Putri Cempo Surakarta sudah bisa beroperasi secara penuh pada Desember 2022 mendatang. (Bud)

Artikel sebelumnyaPekerja Kebut Perbaikan Lubang di Jalan Tol
Artikel selanjutnyaKenapa Masyarakat Kita Mendadak Sensitif Terhadap Isu SARA?