Benarkah Kecerdasan Buatan (AI) Bisa Mengubah Lanskap Ekonomi Indonesia?

AI
Ilustrasi/Istimewa

Semarang, Idola 92.6 FM – Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyebut, kecerdasan buatan dapat mengubah lanskap ekonomi. Lanskap perekonomian Indonesia dapat berubah seiring perkembangan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI). Sejumlah lembaga keuangan dalam negeri telah memanfaatkan teknologi ini, tetapi tetap berhati-hati untuk mewaspadai risikonya.

Hal itu disampaikan Perry Warjiyo dalam webinar nasional bertajuk ”Masa Depan Ekonomi Indonesia di Era Teknologi AI”, baru-baru ini.

Menurut Perry, perkembangan teknologi, termasuk kecerdasan buatan, dapat mendongkrak ekonomi global. AI diyakini mampu meningkatkan produktivitas. Mengutip laporan McKinsey, AI dapat menghasilkan 2,6 triliun dollar AS hingga 4,4 triliun dollarAS secara global, dalam setahun.

Perry menilai, sejumlah faktor produksi, termasuk investasi pada berbagai sektor ekonomi, seperti manufaktur, kesehatan, dan transformasi dapat berlipat ganda nilai tambahnya dengan pemanfaatan teknologi kecerdasan buatan. Selain itu, proses reformasi proses bisnis dapat berjalan cepat.

Meski demikian, keberadaan AI juga dapat bersifat destruktif. Sebab, penyediaan produk dan jasa layanan keuangan tak lagi mengenal batas-batas bentuk institusi keuangan. Fenomena ini pula yang mendukung terjadinya perubahan lanskap ekonomi.

Lalu, bagaimana penggunaan Kecerdasan Buatan (AI) bisa mengubah lanskap ekonomi Indonesia? Apa saja risiko-risiko yang perlu diantisipasi agar tidak bersifat destruktif?

Untuk memperoleh gambaran atas persoalan ini, radio Idola Semarang berdiskusi dengan narasumber, yakni: Piter Abdullah (Direktur Eksekutif Segara Research Institute) dan Mohammad Faisal (Direktur Eksekutif CORE Indonesia). (her/yes/ao)

Simak podcast diskusinya: