Ekspor Jateng Januari 2023 Alami Penurunan

Semarang, Idola 92,6 FM-BPS Jawa Tengah mencatat, nilai ekspor provinsi ini pada Januari 2023 mengalami penurunan 3,01 persen dibanding Desember 2022.

Bahkan, bila dibandingkan dengan Januari 2022 juga mengalami penurunan sebesar 19,09 persen.

Statistisi Ahli Madya BPS Jateng Arjuliwondo mengatakan ekspor provinsi ini pada Januari 2023 mengalami penurunan, dari US$ 877,23 juta menjadi US$ 850,80 juta. Pernyataan itu dikatakan secara daring, kemarin.

Menurutnya, penurunan itu disebabkan ekspor non migas mengalami penurunan sebesar 3,91 persen dari US$ 863,17 juta pada Desember 2022 menjadi US$ 829,45 juta di Januari 2023.

Sedangkan jika dibanding Januari 2022, nilai ekspor Jateng pada Januari 2023 juga mengalami penurunan sebesar 19,09 persen dari US$ 1.051,54 juta menjadi US$ 850,80 juta.

Arjuliwondo menjelaskan, untuk ekspor migas justru mengalami peningkatan sebesar 51,85 persen.

Pada Desember 2022 sebesar US$ 14,06 juta, menjadi US$ 21,35 juta di Januari 2023.

Peningkatan ekspor migas disebabkan naiknya ekspor hasil minyak, sementara pada bulan yang sama tidak ada ekspor gas maupun gas alam dan minyak mentah.

Menurutnya, tiga negara tujuan ekspor non migas terbesar pada Januari 2023 adalah Amerika Serikat (US$ 321,75 juta) kemudian Jepang (US$ 73,84 juta) dan Tiongkok (US$ 59,36 juta) dengan kontribusi ketiganya sebesar 54,85 persen.

“Kinerja ekspor pada Januari 2023 baik secara bulan ke bulan maupun tahun ke tahun, jika dibandingkan Januari 2022 mengalami penurunan. Penyumbang ekspor tertinggi kan non migas mengalami penurunan 3,91 persen walaupun migas kita mengalami kenaikan 51,85 persen,” kata Arjuliwondo.

Lebih lanjut Arjuliwondo menjelaskan, untuk nilai impor Jateng pada Januari 2023 mengalami kenaikan 18,36 persen dibandingkan Desember 2022.

Bahkan, dibandingkan Januari 2022 juga mengalami kenaikan sebesar 32,89 persen.

Menurut Arjuliwondo, impor non migas pada Januari 2023 mencapai US$ 668,81 juta atau naik sebesar US$ 99,37 juta (17,45 persen) dibanding impor Desember 2022.

“Tiga negara pemasok barang impor non migas terbesar pada Januari 2023 ditempati Tiongkok dengan nilai US$ 319,71 juta, Amerika Serikat US$ 60,37 juta dan Thailand US$ 26,47 juta,” jelasnya.

Diketahui, impor non migas komoditas yang mengalami peningkatan impor terbesar adalah komoditas biji dan buah mengandung minyak nilainya sebesar US$ 43,43 juta.

Sedangkan komoditas kapal, perahu dan struktur terapung mengalami penurunan impor terbesar pada Januari 2023 jika dibandingkan dengan Desember 2022 yaitu sebesar US$ 12,61 juta. (Bud)

Artikel sebelumnyaPemprov Tuntaskan Bantuan 11.417 Unit RTLH
Artikel selanjutnyaTingkatkan Minat Bertani, Siswa SDN Sugihan 3 Belajar Tanam Cabai