Kurangi Angka Putus Sekolah Lulusan SMP, Dinas Pendidikan Jateng Perluas Jangkauan Kelas Virtual

Semarang, Idola 92,6 FM – Dalam upaya mengurangi angka putus sekolah di jenjang lulusan sekolah menengah pertama (SMP), Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jawa Tengah memerluas jangkauan kelas virtual.

Kegiatan belajar mengajar kelas virtual, dilakukan di sekolah terdekat dari tempat tinggal meski bukan sekolah menengah atas (SMA).

Kabid Pembinaan SMA Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jateng Syamsudin Isnaini mengatakan ide awal penerapan kelas virtual karena banyak lulusan SMP, yang tak bisa meneruskan sekolah karena persoalan biaya. Hal itu dikatakan saat ditemui di kantornya, baru-baru ini.

Syamsudin menjelaskan, pada tahap awal penerapan kelas virtual menyasar anak usia sekolah yang tidak meneruskan ke jenjang sekolah menengah atas karena tak mempunyai biaya.

Ada dua sekolah yang menjadi pionir, yakni SMAN 1 Kemusu Boyolali dan SMAN 3 Brebes yang masing-masing ada satu rombongan belajar (rombel) atau 36 siswa belajar.

Menurutnya, kedua sekolah itu dipilih mengingat memiliki akses yang jauh dan tingkat perekonomian masyarakat terbilang rendah.

Persentase tatap muka kelas virtual sebanyak 30 persen, dan 70 persen dilakukan secara daring.

“Akhirnya muncul yang namanya kelas virtual itu. Di mana pun dia bisa, di rumah, saat kerja itu bisa komunikasi dan dijadikan pembelajaran. Tapi semua tergantung menej dari gurunya. Siswa dari kelas virtual itu ada yang pembantu rumah tangga atau sopir. Macam-macam ada,” kata Syamsudin.

Lebih lanjut Syamsudin menjelaskan, untuk kelas virtual atau jelas jauh itu ada batasan umur yang mengikuti.

Yakni, berusia maksimal 21 tahun atau berada pada rentang usia siswa sekolah menengah atas (SMA) sederajat.

“Kelas virtual atau kelas jauh ini sudah dijalankan sejak 2019 lalu,” pungkasnya. (Bud)