Cirebon, Idola 92.6 FM – Keprihatinan dan kepeduliannya terhadap maraknya human trafficking, membuat Euis Suhartati dan teman-temannya membentuk Yayasan Banati Cirebon Jawa Barat.
โ2003-saya melihat PSK dirazia, satu saya umpetin di rok panjang, setelah selesai, saya tanya,โtutur Euis mengawali ceritanya mengapa ia tergerak mendampingi perempuan yang mengalami kekerasan kepada radio Idola Semarang, pagi (17/01) tadi. Ia menambahkan, setelah mengetahui alasan perempuan itu menjadi PSK, hatinya trenyuh.
Mestakung. Semesta mendukung. Euis yang kala itu berprofesi sebagai penyiar di Radio Siaran Pemerintah Daerah (RSPD) Cirebon dipercaya membawakan acara tempat curhat pendengar. Antusias pendengar luar biasa.โTernyata seorang istri itu butuh curhat dan harus tempatnya tepat,โtambah Euis yang mengenyam pendidikan sekolah pendidikan guru. Hingga akhirnya, Euis didorong juga mendirikan sekolah PAUD untuk menampung anak-anak yang tak mampu sekolah karena terbentur biaya. Hal itu dilakukan agar anak-anak tak terjerumus dalam dunia โhitamโ seperti bermain judi.
Atas dedikasinya, Euis meraih penghargaan Perempuan Pemerhati Masalah Perempuan dan Anak dari Bupati Cirebon tahun 2022.
Lalu bagaimana cerita Euis sampai mendirikan Yayasan Banati dan sekolah PAUD? Siapa saja yang dilibatkan? Apa tantangannya?
Selengkapnya, berikut ini wawancara radio Idola Semarang bersama Euis Suhartati, pendiri sekaligus Ketua Yayasan Banati (lembaga yang fokus pada human trafficking) Cirebon Jawa Barat.ย (yes/her)
Simak podcast wawancaranya: