Sisa Pembakaran Batu Bara PLTU Dijadikan Sebagai Talud Sementara Tanggul Kali Babon Yang Jebol

Sisa pembakaran batu bara PLTU
Warga membangun talud sementara yang berasal dari ribuan karung berisi sisa pembakaran batu bara PLTU atau FABA di tanggul Kali Babon.

Semarang, Idola 92,6 FM – Sebanyak tiga ribu karung sisa pembakaran batu bara PLTU atau Fly Ash Bottom Ash (FABA) digunakan untuk membangun talud sementara untuk tanggul Kali Babon yang jebol.

Pembangunan talud sementara dari karung berisi sisa pembakaran batu bara PLTU itu untuk mengatasi banjir di Meteseh.

General Manager PLN Unit Induk Distribusi (UID) Jawa Tengah-Yogyakarta Wahyu Jatmiko mengatakan, FABA bisa dipakai untuk memerbaiki tanggul Kali Babon yang jebol.

Karung berisi FABA itu bisa menahan debit air dari luapan Kali Babon.

Jatmika menjelaskan, PLN memanfaatkan FABA yang berasal dari PLTU Tanjung Jati B Jepara.

FABA sudah banyak dimanfaatkan untuk membantu pembangunan infrastruktur wilayah di sekitar operasional pembangkit.

“Kami memberikan bantuan tiga ribu karung FABA yang digunakan sebagai material menutup tanggul. Dengan adanya bantuan material ini, tanggul Sungai Babon dapat berfungsi secara normal sehingga tidak terjadi banjir kembali,” kata Jatmika hari ini.

Lebih lanjut Jatmika menjelaskan, tiga ribu karung berisi FABA itu disalurkan secara bertahap dan saat ini telah terpasang seribu karung FABA sebagai tanggul untuk membendung Kalii Babon.

Sementara itu Subkoordinator Operasi Pemeliharaan Drainase Dinas Pekerjaan Umum Kota Semarang Hisyam Ashari menambahkan, FABA membantu dalam penanganan banjir.

Menurutnya, FABA akan semakin keras jika terkena air sehingga cocok untuk tanggul sungai.

“Kami sangat berterima kasih atas bantuan FABA. Karena kalau kena air jadi makin keras, sehingga sangat cocok dan aman untuk tanggul sungai,” ucap Hisyam.

Diketahui, banjir bandang melanda 40 rumah warga Dinar Indah Meteseh Tembalang.

Banjir disebabkan debit air yang lebih besar dari biasanya, ditambah tanggul Kali Babon jebol sehingga memparah kondisi.

Kerugian materiil ditaksir mencapai Rp800 juta. (Bud)