Menyiapkan SDM Unggul, Bagaimana Kultivasi dan Penyiapan Tenaga Guru-guru yang Bermutu?

Membangun SDM Unggul
Ilustrasi/Istimewa

Semarang, Idola 92.6 FM – Agar berhasil dalam memanfaatkan peluang puncak bonus demografi di era digital, kita perlu menyiapkan sumber daya manusia (SDM) unggul yang dibekali dengan keterampilan yang mampu mengembangkan potensi diri, baik sebagai pegawai maupun pengusaha. Untuk mencapai tujuan itu, kita paling sedikit memerlukan guru-guru yang berkualitas.

Hanya saja, soal guru ini masih ada sejumlah persoalan yang menghambat. Sejumlah pihak masih sering mempersoalkan masalah guru—khususnya guru honorer. Seperti: gaji guru yang rendah; para siswa terbaik yang ingin menjadi guru tetapi dilarang orang tua karena tidak punya masa depan; Jurusan Pendidikan menjadi pilihan ketiga atau keempat di ujian masuk–bukan jurusan favorit; mahasiswa yang masuk ke Jurusan Pendidikan bukan yang betul-betul berminat jadi guru; hingga ketika mereka lulus yang nilainya baik memilih pekerjaan selain guru karena gajinya lebih baik.

Lalu, bagaimana kultivasi dan penyiapan tenaga guru-guru yang bermutu guna menyiapkan sumber daya manusia (SDM) yang unggul? Sudah sinkronkah pelaksanaan kebijakan kita—antara menyongsong puncak bonus demografi di era digital—dengan strategi penyiapan SDM? Lalu, bagaimana solusi atas rendahnya gaji guru honorer—mengingat jika tidak diatasi kelak tidak akan ada orang yang bersedia menjadi guru?

Untuk memperoleh gambaran atas persoalan ini, radio Idola Semarang berdiskusi dengan narasumber: Satriwan Salim (Koordinator Nasional Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G)), Dr Agustinus Subarsono (Pengamat kebijakan pendidikan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta), dan Fahmy Alaydroes (Anggota Komisi X DPR RI dari Fraksi PKS). (her/yes/ao)

Simak podcast diskusinya: