Bagaimana Menyiapkan SDM Berdaya Saing di Tengah Tantangan Kepungan Teknologi Kecerdasan Artifisial (AI)?

Semarang, Idola 92.6 FM – Pendiri Ali Baba Jack Ma pada sebuah kesempatan mengemukakan sebagian besar lapangan pekerjaan manusia akan direbut oleh teknologi kecerdasaan buatan atau artificial intelligence (AI). Bukan saja AI akan bisa menguasai keahlian manusia di berbagai bidang, dalam banyak hal, AI bahkan akan menunjukkan kinerja lebih baik daripada manusia karena kebebasannya dari kelemahan-kelemahan manusiawi—termasuk dalam hal gangguan emosi, bias-bias kognitif dan kelambatan berpikir. Senada dengan Jack Ma mendiang fisikawan Stephen Hawking meramalkan akan terjadinya kiamat kemanusiaan dengan dominasi Ai di masa yang akan datang.

Terkait hal ini, Haidar Bagir—pengajar Filsafat dan Mistisisme Islam di ICAS-Paramadina dalam opininya di Kompas (15/09/2018), “Pendidikan Manusia Vs Kecerdasan Buatan” menulis, untuk merespons hal itu, kita perlu mulai dengan mengkaji batas-batas kemampuan manusia dan batas-batas kemampuan AI. Apakah manusia saat ini sudah mencapai batas akhir kemampuannya—atau sesungguhnya manusia masih memiliki kemampuan yang jauh lebih besar daripada yang telah tereksplorasi sampai sejauh ini?

Menurut Haidar, ketika merumuskan tujuan pendidikan untuk melahirkan warga-warga Negara yang baik, biasanya kita membahasnya dari sudut tujuannya untuk membekali pelakunya dengan kemampuan mencapai kesejahteraan material secara individual maupun secara kolektif.

Nah, terkait berbagai hal itu, Radio Idola Semarang mendiskusikannya bersama Haidar Bagir (Pendiri Compassiate Action Indonesia) dan Praktisi Pendidikan Indra Charismiadji. [Heri CS]

Berikut diskusinya: