Bagaimana Menyiapkan SDM Unggul Menyongsong Generasi Emas 2045?

SDM
Ilustrasi/Istimewa

Semarang, Idola 92.6 FM – Indonesia sedang berupaya keras menyiapkan SDM Unggul atau “generasi emas” pada peringatan 100 tahun kemerdekaan Indonesia tahun 2045 mendatang. Ini tantangan yang tidak mudah di tengah capaian pendidikan dan kualitas SDM Indonesia yang masih jauh tertinggal dari negara-negara maju, bahkan dari negara-negara tetangga.

Salah satu ukuran masih tertinggalnya kualitas SDM kita adalah dari sisi Intelligence Quotient atau IQ. Dari hasil pemeringkatan rata-rata IQ setiap negara di dunia tahun 2022, rata-rata IQ masyarakat Indonesia berada pada skor 78,49.

Skor IQ Indonesia tahun 2022 sebesar 78,49, yang berada di urutan ke-130 dari 199 negara atau masuk kategori bonderline atau batas fungsi intelektual (70-79). Adapun di urutan pertama, yakni Jepang dengan skor 106,48 atau rata-rata (90-109).

Indonesia Emas 2045 (Ilustrasi)
(Ilustrasi: disway.com)

Meski demikian, kita mestinya tak perlu terlalu menggantungkan tingkat IQ sebagai indikator kecerdasan atau SDM unggul.

Diketahui, IQ dikenalkan kira-kira pada awal abad 20 ini. Semula orang mengira IQ inilah sebagai satu-satunya kecerdasan yang menentukan keberhasilan manusia. Sampai kira-kira awal tahun 1990-an, Daniel Goleman menemukan bahwa IQ bukan satu-satunya hal yang mempengaruhi keberhasilan manusia dalam belajar.

Dan, terkini, menurut Don Tapscott, ahli strategi bisnis, sekarang adalah eranya networked intelligence atau Kecerdasan Berjejaring.

Lantas, menyiapkan SDM Unggul menyongsong Generasi Emas 2045, benarkah rata-rata IQ yang kurang tinggi menjadi satu-satunya penghalang daya saing SDM kita? Lalu, (kalau meminjam istilah Ki Hajar, nature adalah bakat bawaan dimana IQ ada di dalamnya dan nurture yaitu pengasuhan), bukankah kita terkesan menempatkan IQ terlalu overrated? Bagaimana dengan self-awareness, social intelligence, dan soft skill lainnya, apakah SDM Indonesia sudah cukup unggul?

Untuk memperoleh gambaran atas persoalan ini, radio Idola Semarang berdiskusi dengan narasumber, di antaranya: Prof Euis Sunarti (Guru Besar Ketahanan dan Pemberdayaan Keluarga IPB University), Indra Charismiadji (Direktur Pendidikan Vox Populi Instiute Indonesia), dan Ki Darmaningtyas (Pengamat Pendidikan/ Pengurus Persatuan Keluarga Besar Taman Siswa). (her/yes/ao)

Simak podcast diskusinya: