Sejumlah relawan masih berjibaku mencari korban tanah longsor.

Semarang, Idola 92,6 FM-Pemprov Jawa Tengah telah memberikan arahan kepada pemkab/pemkot, agar responsif terhadap kejadian bencana.

Para kepala daerah diminta memimpin langsung penanganan, ketika terjadi bencana di daerahnya masing-masing.

Gubernur Ahmad Luthfi mengatakan para bupati/wali kota di 35 kabupaten/kota harus melakukan pemetaan, terhadap daerah rawan tinggi terhadap bencana tanah longsor atau banjir maupun gunung merapi. Hal itu dikatakan saat memimpin rapat lintas sektoral terkait kebencanaan di kantor gubernur, kemarin.

Luthfi menjelaskan, penanggulangan bencana tidak bisa hanya dibebankan kepada BPBD saja tetapi semua unsur juga terlibat.

“Bupati/wali kota sebagai pengendali wilayah apabila terjadi tanggap darurat, sudah bisa menyiapkan upaya pencegahan. Jika terjadi bencana di wilayah Jawa Tengah, kepala daerah harus memimpin langsung di lapangan. Jangan menunggu instruksi provinsi. Penanggulangan bencana adalah urusan bersama, bukan hanya BPBD,” kata Luthfi.

Menurut Luthfi, puncak musim hujan diperkirakan terjadi hingga Desember, sehingga seluruh daerah harus memastikan kesiapsiagaan penuh.

Oleh karena itu, seluruh daerah memetakan ulang titik rawan bencana.

“Semua titik rawan harus direview. Mana jalur air, mana potensi longsor, mana lokasi yang harus diamankan,” jelasnya.

Lebih lanjut Luthfi meminta pemkab/pemkot memastikan kesiapan Sumber Daya Manusia (SDM), sarana-prasarana, dan logistik serta sistem peringatan dini dijalankan hingga ke tingkat desa.

“Semua harus bekerja dalam satu komando, tujuannya keselamatan masyarakat,” pungkasnya. (Bud)

Artikel sebelumnyaDari Laut ke Rumah-Rumah: FSRU Lampung Jaga Napas Energi Bersih Indonesia
Artikel selanjutnyaSurprize Dengan Kemudahan Berinvestasi, Mall 23 Semarang Beroperasi Mei 2026: Fasilitasi UMKM Berjualan