Masyarakat menyerbu bazar pasar ikan di acara Central Java Fish Market #4.

Semarang, Idola 92,6 FM-Dalam rangka memeringati Hari Ikan Nasional, Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Jawa Tengah menggelar Gerakan Gemar Makan Ikan bagi ratusan siswa sekolah dasar di Semarang di halaman kantor gubernur, Selasa (11/11).

Kegiatan ini menjadi bagian dari Central Java Fish Market #4, yang juga mendukung pengendalian inflasi daerah.

Kepala DKP Jateng Endi Faiz Effendi mengatakan gerakan ini bertujuan, menumbuhkan kesadaran sejak dini tentang pentingnya ikan sebagai sumber protein hewani bergizi dan terjangkau.

“Potensi ikan di Jawa Tengah sangat besar dan bisa menjadi solusi nyata menjaga ketahanan pangan serta menekan inflasi,” kata Endi.

Endi menjelaskan, sebanyak 500 siswa dari 10 sekolah dasar di Semarang mengikuti kegiatan edukatif ini.

Selain kampanye makan ikan bersama, acara juga diisi dengan penyuluhan gizi oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Jateng dan komunitas Peduli Anak untuk mendorong pencegahan stunting melalui konsumsi ikan.

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jateng Rahmat Dwisaputra menambahkan, ikan dapat menjadi alternatif pangan utama di tengah tingginya permintaan daging ayam dan telur.

“Kami mulai mengenalkan sejak dini agar anak-anak terbiasa mengonsumsi ikan dan tidak hanya mengandalkan satu jenis lauk,” ujar Rahmat.

Menurut Rahmat, selain edukasi untuk siswa, acara juga diramaikan dengan lomba masak ikan dan festival seafood yang menyajikan seribu cup bakso ikan serta bazar UMKM dari 24 kabupaten/kota yang menampilkan produk perikanan unggulan daerah.

Melalui kegiatan ini, DKP Jateng bersama Bank Indonesia Jateng berharap, masyarakat semakin sadar akan manfaat ikan bagi kesehatan dan perekonomian.

Gerakan makan ikan diharapkan tidak hanya membantu menekan inflasi pangan, tetapi juga berkontribusi dalam mengurangi angka stunting di Jateng. (Bud)

Artikel sebelumnyaPemprov Tingkatkan Penyerapan Tenaga Kerja di Jateng
Artikel selanjutnyaBagaimana Membentengi Generasi Muda dari Pengaruh Buruk Media Sosial dan Konten Kekerasan?