Yogyakarta, Idola 92.6 FM-Anak muda satu ini dikenal sebagai dalang muda. Ia saat ini juga mahasiswa Program Studi Bahasa. Sastra, dan Budaya Jawa FIB Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta. Sejak 2017, ia aktif menekuni seni pedalangan dan karawitan, tampil dalam berbagai pagelaran wayang kulit di Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur hingga Papua.
Ia adalah Bima Muslih Wicaksono dan akrab dipanggil Ki Bima Wicaksono (22). Ia tercatat, pernah “ndalang” dalam berbagai kegiatan. Beberapa di antaranya yaitu Dies Natalies UGM ke-73 (2023), Hari Wayang Dunia (2022 & 2023) serta Festival Malam Budaya PT Freeport Indonesia (2025).
Menurut pemuda kelahiran Kediri Jawa Timur itu, ia tertarik dengan dunia perdalangan sejak duduk di bangku kelas 3 Sekolah Dasar. Hingga akhirnya membuat wayang sendiri.
“Kebetulan adiknya simbah, adalah dalang. Pedalangan itu gini, akhirnya bikin wayang sendiri kelas 4, awalnya dari kertas karton,”tutur Bima kepada radio Idola Semarang, pagi (28/10) tadi.
Sejak itulah, keseharian Bima tak jauh-jauh dari dunia pewayangan. Terlebih kegiatannya didukung oleh orang tua.
Di balik kesibukannya di panggung, Bima juga berprestasi dalam dunia akademik dan organisasi tercatat sebagai Ketua MPA IMBASADI (2024–2025), serta Juara 1 FLS2N Film Pendek Fiksi DIY (2022) dan Juara 2 Lomba Video Dokumenter Nasional (2023).
Sebagai generasi muda pelestari budaya, Bima berkomitmen menjaga warisan seni pedalangan agar tetap hidup di tengah arus modernisasi. Ia memandang wayang bukan sekadar pertunjukan tetapi juga sarana pendidikan moral dan identitas bangsa.
Menurut Bima, dalam wayang banyak pembelajaran hidup. “Pembelajaran….pada wayang kulit, tontonan wayang kulit, ada tuntunan kehidupan,”ungkap mahasiswa semerter 7 ini.
Selengkapnya, berikut ini wawancara radio Idola Semarang bersama Ki Bima Wicaksono, dalang muda sekaligus mahasiswa Program Studi Bahasa Sastra dan Budaya Jawa FIB UGM Yogyakarta.(yes/her)
Simak podcast wawancaranya:
