Semarang, Idola 92.6 FM-Setiap tanggal 28 Oktober, bangsa Indonesia memperingati Hari Sumpah Pemuda–sebuah momentum bersejarah ketika pada tahun 1928, para pemuda dari berbagai daerah, suku, dan latar belakang sepakat untuk mengikrarkan satu tanah air, satu bangsa, dan satu bahasa: Indonesia.
Kini, 97 tahun setelah Sumpah Pemuda dikumandangkan, tantangan yang dihadapi generasi muda tentu berbeda. Kalau dulu para pemuda berjuang untuk merebut kemerdekaan, maka hari ini perjuangan itu adalah bagaimana menjaga dan mengisi kemerdekaan–dengan kerja, inovasi, dan kolaborasi untuk memajukan bangsa.
Tahun ini, peringatan Hari Sumpah Pemuda 2025 mengusung tema: “Pemuda Pemudi Bergerak, Indonesia Bersatu.” Tema ini mengingatkan kita bahwa semangat persatuan bukan sekadar romantisme sejarah tetapi energi untuk bergerak bersama menghadapi tantangan zaman – dari persoalan ekonomi, teknologi, hingga sosial kemasyarakatan.
Nah, dalam diskusi kali ini, kita akan mencoba merefleksikan kembali makna Sumpah Pemuda di era modern: Bagaimana anak muda bisa terus bergerak dan berkontribusi bagi bangsa dalam mengisi kemerdekaan? Apa bentuk perjuangan yang relevan hari ini bagi kaum muda? Dan, bagaimana kolaborasi lintas bidang bisa menjadi jalan menuju Indonesia Emas 2045?
Untuk memperoleh gambaran atas persoalan ini, radio Idola Semarang berdiskusi dengan narasumber, yakni: Bhima Yudistira Adhinegara (Anak Muda dan Direktur Center of Economic and Law Studies (CELIOS)) dan Prof Wasino (Akademisi – Sejarawan dari Universitas Negeri Semarang (UNNES)). (her/yes/dav)
Simak podcast diskusinya:







