
Semarang, Idola 92,6 FM-Pemprov Jawa Tengah optimistis, perbaikan rumah tidak layak huni (RTLH) akan tuntas selama lima tahun ke depan.
Pemprov sudah mempunyai program satu kepala keluarga satu rumah layak huni.
Gubernur Ahmad Luthfi mengatakan dengan program satu KK satu rumah layak huni itu, sudah dihitung secara fiskal. Hal itu dikatakan saat ditemui di kantornya, belum lama ini.
Menurut Luthfi, perbaikan RTLH di seluruh Jateng bisa selesai dalam kurun waktu lima tahun ke depan.
“Dengan per tahun ada sebanyak 17 ribu ribu perbaikan RTLH, maka tidak ada lagi rumah miskin ekstrem atau RTLH di tempat kita. Begitu juga dengan backlog, makanya kami kumpulkan bupati/wali kota untuk memvalidkan data,” kata Luthfi.
Luthfi menjelaskan, tahun ini penanganan kebutuhan perumahan di Jateng sebanyak 26.356 unit.
Rinciannya, 17.510 unit bersumber dari APBD Provinsi Jateng untuk 17 ribu unit RTLH dan 510 unit backlog bersumber dari APBD kabupaten/kota sebanyak 6.776 unit serta CSR sebanyak 2.070 unit.
Sementara Dirjen Tata Kelola dan Pengendalian Risiko Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman Aziz Ardiyansah menyatakan, sektor perumahan merupakan salah satu Asta Cita Presiden Prabowo Subianto dan menjadi prioritas nasional.
Berdasarkan data 2024, capaian rumah layak huni baru sekira 65 persen dan backlog rumah di seluruh Indonesia masih sekira 9,9 juta rumah tangga serta 26,9 juta menempati rumah tidak layak huni.
Roadmap pengurangan backlog dan RTLH, ditargetkan sebanyak tiga juta unit rumah se-Indonesia.
“Bicara pengurangan backlog dan RTLH, penyediaan data dan pendataan perumahan menjadi penting. Dari data tersebutlah kemudian kebijakan-kebijakan dikeluarkan dan diarahkan,” ucap Aziz.
Aziz menjelaskan, bersama pemerintah daerah pihaknya memerkuat sinergitas dalam penyediaan dan pemanfaatan data statistik yang akurat dan terkini serta terintegrasi.
Tujuannya, untuk pemenuhan rumah layak huni untuk masyarakat miskin, miskin ekstrem dan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). (Bud)