Jateng Terus Kembangkan Panas Bumi dan Surya Jadi EBT

Panel Surya
Petugas Pertamina memasang PLTS atap di SPBU sebagai upaya pemanfaatan energi baru terbarukan.

Semarang, Idola 92,6 FM – Dinas ESDM Jawa Tengah terus mengembangkan potensi panas bumi yang dimiliki dan juga sinar matahari sebagai tenaga surya, untuk dijadikan energi baru terbarukan menggantikan sumber energi fosil. Sebab, baik panas bumi maupun tenaga surya cukup melimpah di wilayah Jateng.

Kepala Dinas ESDM Jateng Sujarwanto Dwiatmoko mengatakan pemprov menunjukkan komitmen untuk mengembangkan potensi panas bumi dan tenaga surya, sebagai energi baru terbarukan menggantikan sumber energi dari fosil. Pernyataan itu dikatakan saat ditemui di kantor gubernur, baru-baru ini.

Menurut Sujarwanto, pemprov terus mengoptimalkan sumber daya untuk mengakselerasi pengembangan energi baru terbarukan khususnya panas bumi dan tenaga surya.

Sujarwanto menjelaskan, potensi panas bumi di Jateng diperkirakan mencapai 550 ribu MW dan baru sekira 55 MW yang baru tergarap melalui Pembangkit Listrik Panas Bumi (PLTP) Unit 1 Dieng. Saat ini yang sudah dipetakan selain di Dieng juga ada di Baturaden dan juga Telomoyo, serta di wilayah Bandungan berdekatan dengan Gunung Ungaran.

“Kita masih terus mengembangkan potensi energi baru terbarukan di Jawa Tengah. Yang pasti gede dan sebagai investasi adalah panas bumi. Kemarin kita sudah bisa dorong untuk 12 MW tambahan, dan hari ini sudah mulai untuk yang 60 MW. Ini kan cukup besar. Berikutnya yang bisa diikuti semua rakyat, adalah kita dorong untuk surya. Surya masih menjadi obsesi kita bersama, dan ini sudah mendapat respon yang luar biasa karena masyarakat sudah mulai memanfaatkan surya secara gede-gedean,” kata Sujarwanto.

Lebih lanjut Sujarwanto menjelaskan, pihaknya juga akan mengembangkan co-firing. Mulai dari limbah sekam padi atau limbah kayu, akan didayagunakan untuk menyuplai energi PLTU di Jateng.

“Kita sedang menguatkan untuk suplay chainnya dari biomass, untuk co-firing di PLTU-PLTU yang menggunakan batu bara. Potensi energinya yang dihemat itu, bisa 5-10 persen dari konsumsi. Itu luar biasa dari konsumsi batu bara yang disubstitusi,” pungkasnya. (Bud)