Priskilla Smith Jully: Tuna Netra, Ibu Orang Terbuang

Priskilla Smith Jully Weight

Sepanjang hidup, priska tidak pernah bisa melihat dunia. Tapi mata hatinya mampu menangkap orang-orang yang membutuhkan uluran tangan. Perempuan tuna netra asal Jambi ini mengabdikan hidupnya untuk sesama sejak tahun 2006. Puluhan penyandang cacat, orang terlantar dan penderita gangguan jiwa, ditampungnya di sebuah tempat yang di beri nama The School of Life di semarang.

Masa lalu priska adalah masa lalu yg kelam. Ia terlahir sebagai anak yang tak diinginkan orangtuanya. Berbagai usaha pengguguran yang dilakukan sang ibu, membuatnya terlahir buta total. Karena cacat, priska kecil sering mendapat perlakuan diskriminatif.

Saat usia sekolah, keinginannya masuk sekolah tidak direspon orang tuanya. Dia pun nekat mendaftar sendiri di sebuah SLB, bahkan dia harus membiaya sendiri sekolahnya dgn berjualan kue. Saat kelas 3 SD, Priska kecil menderita sakit parah yang membuatnya harus istirahat total dan tdk bisa bekerja. Itu artinya juga, dia tak bisa melanjutkan sekolah. Dia sangat kecewa dan marah pada keadaan.“Bahkan, saya ingin bunuhdiri,“ kenang Priska.

Priskilla Smith Jully Weight
Priskilla Smith Jully Weight

Priska tumbuh menjadi pribadi keras, bahkan hidup di jalanan, jauh dari pengawasan dan kasih orang tua. Hingga suatu hari, beberapa teman mengajaknya untuk mendekatkan diri pada Tuhan. Akhirnya dia tersadar, semua yg terjadi dalam hidupnya adalah atas kehendak Tuhan, dan dia sadar bahwa hidupnya sungguh berharga.

“Saya mulai menata hidup, dan mencari apa yang bisa saya lakukan untuk memberi arti bagi orang lain,“ ungkapnya.

Dengan segenap cinta, Priska mendirikan the The School of Life. Di sini, dia menampung orang orang yang di buang. Ya, hanya cintalah yang membuat Priska tegar. Kesulitan keuangan tak pernah jadi alasan baginya untuk berhenti menolong sesama. Bahkan saat rumah tampungnya mengalami krisis keuangan, dia tidak menyerah.

“Saya yakin, setiap kesulitan adalah cobaan, dan pertolongan Tuhan sangat dekat,“ ujarnya mantap.

Tangan Priska selalu terbuka membagi kasih. Dia berharap bisa merengkuh lebih banyak lagi orang-orang yg terbuang, untuk menghantar mereka menemukan makna kehidupan yang sebenarnya.

“Tidak semua dari kita dapat melakukan hal-hal besar. Tetapi, kita dapat melakukan hal-hal kecil dengan cinta yang besar.” (Bunda Theresa) (Doni/IdolaFM)