Urai Kemacetan, 6 Jalan Akan Dibuat Jalur Searah

(photo: tempo.co)

IdolaFM, Semarang – Enam jalan protokol di Kota Semarang akan dijadikan pilot project sebagai jalur satu arah untuk mengurai kemacetan di dalam Kota Semarang. Keenamnya yakni Jalan Pemuda, Jalan Piere Tendean, Jalan Gajah Mada, Jalan MH. Thamrin, Jalan Veteran, dan Jalan Menteri Supeno.

Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dinhubkominfo) Kota Semarang Agus Harmunanto mengatakan, pihaknya sudah melakukan kajian mengenai pemberlakuan jalan satu arah. “Hasil kajian itu, nanti akan diserahkan ke kepala daerah untuk dimintakan persetujuan,” kata Agus akhir pekan lalu kepada Idola FM.

Diketahui, Kota Semarang dengan luas wilayah 451,47 kilometer persegi, kini dihuni kurang lebih 1,7 juta jiwa. Semarang menjelma menjadi kota metropolitan dengan tingkat kepadatan penduduk mendapai 3.864 jiwa per kilometer persegi.

Semakin banyaknya penduduk di Kota Semarang, berpengaruh pula pada jumlah kendaraan bermotornya. Menjelang akhir 2014 lalu, Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Aset Daerah Jawa Tengah mencatat, ada sekitar 467 ribu unit kendaraan yang menjadi obyek pajak. Jumlah itu belum termasuk kendaraan yang hanya transit atau menetap dalam waktu lama di Kota Semarang. Akibatnya, kepadatan arus lalu lintas sudah tidak lagi seimbang dengan pertumbuhan panjang dan lebar jalan. Di Kota Semarang, panjang jalan hanya 2.786 kilometer saja.

Namun demikian, warga Genuk Kota Semarang, Natalia Sari Pujiastuti mengaku kurang setuju dengan wacana membuat sistem jalur satu arah. Sebab, Kota Semarang memang sudah menjadi kota metropolitan. Sehingga, langkah konkret untuk melakukan pembenahan infrastruktur jalan adalah dengan menata moda transportasinya, yaitu transportasi publik diperbanyak dan bisa dimanfaatkan semua lapisan masyarakat.

Sementara itu, pengamat transportasi Universitas Katolik (Unika) Soegijapranata Joko Setijowarno sepakat dengan pendapat Natalia. Penataan moda tranasportasi massal sangat penting untuk mengurai kemacetan di Kota Semarang. Sebab, 90 persen lebih masyarakat Kota Semarang mengawali aktivitasnya dengan menggunakan kendaraan, baik menuju tempat kerja maupun ke sekolah. “Sehingga, angkutan umum, baik bus maupun angkutan umum perlu ditata dan dibuat senyaman mungkin bagi penumpang,” tandasnya. Joko berharap, Pemkot Semarang segera tanggap dengan persoalan kemacetan ini dan memiliki solusi jitu mengatasinya. (Budi Aris / Heri CS)