Semarang, Idola 92.6 FM โ Real Estate Indonesia (REI) Jawa Tengah mengisyaratkan pengembang rumah dengan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) untuk berhenti mengerjakan proyek.
Hal itu dipicu karena adanya informasi kuota Kredit Pemilikan Rumah (KPR) bersubsidi untuk pembiayaan rumah dari perbankan yang telah habis.
Wakil Ketua DPD REI Jawa Tengah Bidang Rumah Sederhana Andi Kurniawan mengatakan, habisnya kuota KPR FLPP itu karena adanya pemangkasan anggaran dari pemerintah pusat dalam APBN, sehingga menyebabkan kuota pembiayaannya berkurang.
Kondisi itu dinilai sangat ironis, mengingat di sisi lain pengembangan rumah FLPP digenjot untuk bisa membangun rumah sebanyak-banyaknya. Sebab, hingga saat ini permintaan akan rumah FLPP bagi masyarakat berpenghasilan rendah masih cukup tinggi.
Oleh karenanya, saat ini para pengembang rumah FLPP, menurut Andi, masih melakukan konsolidasi untuk menyampaikan aspirasi kepada wakil rakyat di parlemen terkait dengan penambahan anggaran di APBN Perubahan.
“Melalui DPP REI, kami akan mengajukan usulan ke Kementrian Perumahan Rakyat dan Kementrian Keuangan. Kalau pengembang rumah FLPP tetap meneruskan pembangunan, kami terpaksa menjualnya secara komersial,โ tandas Andi di Semarang baru-baru ini.
Selama ini, lebih jauh dia menjelaskan bunga kredit rumah FLPP sebesar lima persen dengan harga jual rumah di wilayah Jawa Tengah mencapai Rp116,5 juta.
Sehingga, tanpa adanya alokasi kredit FLPP dari pemerintah maka konsumen akan terbebani dengan bunga kredit komerisal antara 8,5 sampai 10 persen. (Budi A/ Diaz A/Heri CS)