Mengantisipasi Gejolak Kelangkaan Beras Di Tengah Stok Yang Kian Menipis Di Tingkat Petani

Semarang, Idola 92.6 FM – Beras telah menjadi komoditas strategis dalam kehidupan bernegara di Indonesia. Selain sebagai sumber pangan pokok, beras juga menjadi sumber penghasilan bagi petani dan kebutuhan hidup sehari-hari bagi jutaan penduduk. Namun, sayangnya, meski telah menjadi kebutuhan pokok, stok beras nasional kerapkali bermasalah. Beberapa persoalan itu seperti: stok yang menipis, kelangkaan beras, hingga harga yang melonjak. Sederhananya, perberasan kita seolah mudah goyah dan timpang oleh keadaan. Di sisi lain, upaya pemerintah untuk mencari alternatif pangan pokok selain beras pun belum jelas sampai di mana.

Terkini, merujuk pada Kompas kemarin, stok beras di tingkat petani, pengusaha penggilingan, dan pedagang kini menipis seiring berkurangnya area panen. Harga beras mulai merangkak naik, sedangkan cadangan beras pemerintah jauh dari ideal. Sejumlah pihak mengingatkan adanya potensi gejolak perberasan. Penelusuran Kompas, di sejumlah sentra penghasil padi seperti Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Lampung, dua pekan terakhir menunjukkan berkurangnya pasokan serta kecenderungan kenaikan harga gabah dan beras.

Perum Bulog mengungkapkan, stok beras Bulog sampai November 2017 sebesar 1,16 juta ton. Stok akhir tahun diperkirakan tinggal 700 ribu ton. Stok akhir tahun itu, menurut Dewan Pembina Perhimpunan Ekonomi Pertanian Indonesia M Husein Sawit merupakan stok terendah dalam 10 tahun terakhir.

Lantas, bagaimana mengantisipasi gejolak kelangkaan beras di tengah stok yang kian menipis di tingkat petani? Langkah apa yang mesti diperhatikan pemerintah terkait persoalan perberasan nasional? Bagaimana pula mendorong upaya terwujudnya makanan pokok alternatif selain beras agar kita tak semakin bergantung pada beras?

Guna menjawab pertanyaan-pertanyaan itu, nanti kita akan berdiskusi dengan beberapa narasumber, yakni: Ketua Pusat Kajian Pertanian Pangan dan Advokasi (Pataka) Yeka Hendra Fatika, dan Dewan Pembina Penghimpunan Ekonomi Pertanian Indonesia Mohamad Husein Sawit. (Heri CS)

Berikut Perbincangannya: