Pedagang Baju Mandarin Mengeluh Penjualan Turun Dibanding Tahun Sebelumnya

Semarang, 92.6 FM-Menjelang perayaan Tahun Baru Imlek 2568, biasanya selalu diramaikan dengan pernak pernik berwarna merah cerah. Salah satunya adalah penjualan baju Mandarin atau yang biasa disebut baju Cheongsam. Yakni, baju dengan model kancing melintang.

Namun, dari tahun ke tahun penjualan baju Mandarin justru mengalami penurunan peminat. Hal itu diakui seorang pedagang baju Mandarin di Jalan Wotgandul Timur, pemilik Oriental Fashion, Ferry Thio.

Menurutnya, beberapa hari menjelang Imlek ini baru beberapa potong baju yang terjual. Selebihnya merupakan pelanggan tetap, misalnya dari perbankan dan pemerintahan yang memang mengkhususkan membeli baju Mandarin menjelang Imlek.

Ferry menjelaskan, pada tahun kemarin setiap hari rerata mampu menjual 200-an baju Mandarin, baik anak-anak maupun dewasa. Sekarang, dalam sehari tak lebih dari 100-an baju yang terjual. Dirinya berharap, saat pembukaan Pasar Semawis sampai penutupan nanti penjualan bisa meningkat.

“Dua bulan sebelumnya saya sudah stok barang banyak untuk melayani permintaan. Tapi, kalau ekonomi masih sama dengan akhir tahun kemarin ya susah, penjualannya bisa gak bagus,” ujar Ferry ketika ditemui di tokonya, Selasa (24/1).

Sementara itu, terkait dengan harga jual baju Mandarin atau Cheongsam, Ferry mengaku menjual dengan harga mulai Rp25 ribuan untuk anak-anak dan yang mahal baju impor dari Tiongkok mencapai Rp325 ribu. Selain mendatangkan barang dari Tiongkok dan Jakarta, ia juga membuat sendiri baju Mandarin, khususnya yang untuk anak-anak. (Bud)