Bagaimana Melahirkan Guru Pembelajar untuk Mewujudkan Pembelajaran Berbasis Nalar Tingkat Tinggi

Semarang, Idola 92.6 FM – Dalam transformasi pendidikan, guru diajak menjadi bagian dari pemecahan masalah bukan sebagai sumber ilmu yang tunggal. Sehingga, lahirnya guru pembelajar adalah sebuah keniscayaan. Sebab, saat ini masih banyak dijumpai system pendidikan di sekolah justru mematikan daya imajinasi anak.

Pembelajaran berbasis nalar tingkat tinggi atau higher order thinking skills dinilai tidak mesti diterapkan secara rumit. Penalaran dapat diterapkan dengan mengamati, menganalisis, dan mencari solusi atas permasalahan yang terjadi di lingkungan sekitar. Siswa diberi kebebasan mengembangkan imajinasi dan kreativitasnya.

Menurut Ketua Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) Sugeng Bayu Wahyono pembelajaran berbasis nalar tingkat tinggi tak perlu langsung diartikan sebagai inovasi atau penemuan berbasis teknologi canggih. Ia mengingatkan, langkah pertama yang harus dilakukan adalah membangun kepekaan siswa terhadap lingkungan sekitar mereka. Hal itu tampak sederhana tetapi sangat membantu dalam mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan kreatif.

Higher Order Thinking Skills.

Lantas, bagaimana melahirkan guru pembelajar untuk mewujudkan pembelajaran berbasis nalar tingkat tinggi (higher order thinking skills)? Apa sesungguhnya tantangan terbesar mewujudkan kondisi tersebut? Bagaimana pula memperbaiki pembelajaran yang berpusat pada siswa untuk menghasilkan siswa yang berpikir kritis dan kreatif?

Guna menjawab pertanyaan-pertanyaan itu, Radio Idola Semarang berdiskusi dengan beberapa narasumber, yakni: Dr Sugeng Bayu Wahyono, M.Pd (Ketua Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta (UNY)) dan Praktisi Pendidikan Indra Charismiadji. (Heri CS)

Berikut diskusinya: