Bagaimana Pendidikan Kita Menangkarkan Skill yang Dibutuhkan Hari Ini dan Masa Depan sesuai Acuan World Economic Forum?

Skill
ilustrasi/istimewa

Semarang, Idola 92.6 FM – Ada sebuah ungkapan, yang beredar di medsos: “Fault is past tense (Kesalahan adalah bentuk lampau). Responsibility is present tense (Tanggung jawab adalah kata yang saat ini sedang dilakukan). Fault results from choices that have already been made (Kesalahan adalah hasil dari pilihan yang telah dibuat). Responsibility is the choice that we get to make today (Tanggung jawab adalah pilihan yang harus kita buat hari ini).”

Dan, kata H. Jackson Brown Jr, “Persiapan terbaik untuk hari esok adalah melakukan yang terbaik hari ini.”

Oleh karena itulah, kita perlu memastikan “persiapan terbaik” anak-anak kita dalam menghadapi hari esok.

Seperti kita tahu, the World Economic Forum (WEF) pernah merilis artikel terkait 10 “skill” atau keterampilan yang paling dibutuhkan di dunia kerja tahun 2025, seperti:

  1. Mampu berpikir secara analitis dan inovatif.
  2. Pembelajaran aktif (active learning) dan mandiri.
  3. Ahli dalam menyelesaikan masalah kompleks.
  4. Berpikir kritis dan mampu menganalisis.
  5. Kreatif, orisinalitas, dan inisiatif.
  6. Kemampuan memimpin dan memberikan pengaruh sosial.
  7. Andal menggunakan teknologi.
  8. Mampu merancang teknologi dan melakukan programming.
  9. Punya resilien, toleransi stres, dan fleksibilitas tinggi.
  10. Memiliki daya nalar, mampu merumuskan ide, dan pandai mencari solusi masalah.

Maka pertanyaan kita adalah, sudahkah anak-anak kita dipersiapkan dan dibekali oleh keterampilan-keterampilan itu di sekolah? Apa saja upaya tambahan yang perlu dilakukan oleh keluarga, agar anak-anak tidak lagi bertindak dengan “logika kemarin” atau yesterday’s logic?

Mengulas permasalahan ini, radio Idola Semarang berdiskusi bersama Rektor Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta, Johanes Eka Priyatma, Ph.D. (her/yes/ao)

Simak podcast diskusinya: