Belajar dari Gempa Bumi dan Tsunami di Palu dan Donggala Sulawesi Tengah

Palu, Idola 92.6 FM – Indonesia kembali berduka. Ketika upaya rekonstruksi dan rehabilitasi sedang dilakukan di Lombok NTB kini musibah gempa dan tsunami menimpa saudara-saudara kita di Palu dan Donggala Sulawesi Tengah.

Data sementara BNPB hingga Minggu (30/09/2018), korban tewas akibat gempa dan tsunami di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah saat ini mencapai 832 orang, luka 540 orang dan 17 ribu warga mengungsi. Untuk sementara korban tewas terbanyak di Palu yakni 821 orang. Sementara di Donggala 11 orang.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwonugroho mengatakan, jumlah korban ini diterima dari petugas di lapangan meski jaringan komunikasi belum sepenuhnya pulih. Korban tewas yang ditemukan dimakamkan secara massal karena pertimbangan kesehatan. Mereka yang dimakamkan setelah bisa diidentifikasi.

Sementara untuk korban luka ratusan orang dan pengungsi mencapai belasan ribu orang. Jumlah korban tewas ini menurut Sutopo ada kemungkinan akan terus bertambah karena banyak jenazah yang belum teridentifikasi dan ditemukan.

Lantas, apa sesungguhnya yang terjadi dengan wilayah Palu dan sekitarnya sehingga menimbulkan dampak yang dahsyat dan ratusan korban jiwa? Apa saja catatan penting PVMBG dari gempa dan tsunami yang terjadi di Palu dan Donggala? Apakah hal ini sebelumnya sudah terpatakan oleh PVMBG dan pemerintah? Melihat bencana di Palu ini, pelajaran berharga apa yang mesti diambil oleh pemerintah agar ke depan ada upaya mitigasi bencana yang lebih masif? Guna menjawab pertanyaan-pertanyaan itu, Radio Idola Semarang mewawancara Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami PVMBG (Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi) Dr Sri Hidayati. [Heri CS]

Berikut wawancaranya: