Darurat Narkoba Masih Sebatas Dalam Pernyataan

Jakarta, Idola 92.6 FM – Indonesia saat ini dalam darurat narkoba namun belum diimbangi dengan kedaruratan memeranginya. Padahal, kedaruratan juga harus diatasi dengan kedaruratan dalam menyikapinya.

Kabag Humas Badan Narkotika Nasional (BNN) Sulistriandriatmoko menyatakan, harus diakui, kepedulian berbagai pihak atas situasi Indonesia darurat narkoba belum diimbangi dengan kedaruratan antisipasi dan penanganannya. Seruan Presiden Jokowi mengenai kedaruratan belum ditindaklanjuti dengan instansi-instansi di bawahnya.

“Saat ini, masih disikapi biasa-biasa saja. Seharusnya, kalau dikatakan, apalagi yang mengatakan adalah presiden, harusnya seluruh pembantu presiden, seluruh elemen masyarakat, tokoh masyarakat dan sebagainya, melaksanakan apa yang sudah diamanatkan presiden,” ujar Sulis, saat diwawancara Radio Idola Semarang, Rabu (21/02/2018).

Di tengah banyaknya kasus penyalahgunaan narkoba oleh para selebritas, upaya Bandar yang menjadikan Indonesia sebagai pasar seolah tak berhenti. Setelah sebelumnya pengiriman 1 ton sabu-sabu digagalkan, kali ini Tim gabungan Bareskrim Polri, Polda Metro Jaya, BNN, dan Dirjen Bea Cukai mengamankan kapal ikan yang membawa 1,6 ton sabu-sabu di perairan Karang Helen Mars Batam, Kepulauan Riau, Selasa (20/02/2018).

Polisi mengamankan satu unit kapal ikan berisi jaring ketam asal Taiwan berbendera Singapura tanpa kelengkapan dokumen. Pengungkapan ini membuktikan bahwa Indonesia menjadi pasar empuk bagi para Bandar narkoba.

Sulistriandriatmoko, Kabag Humas Badan Narkotika Nasional (BNN).

Dia mengemukakan, cara menghadapi kondisi darurat juga harus darurat. Misalnya, harus ada anggaran khusus untuk menanggulanginya, personil khusus yang ditugaskan, program khusus untuk mengatasi kedaruratan, dan harus ada target, timeline yang digunakan untuk mengatasi kedaruratan itu. “Tapi, itu semua tidak ada. Hanya sekadar pernyataan tetapi tidak direspons oleh pembantu presiden dan jajaran masyarakat.”

Menurutnya, jika hal itu tidak dilakukan, maka upaya penyelundupan narkoba akan terus terjadi. Sindikat jaringan internasional akan semakin berani memasok narkotika ke Indonesia. “Karena seperti inilah kepedulian kita. Tidak merespons dengan proporsional apa yang telah diperintahkan presiden soal darurat narkoba,” tuturnya.

Sulis menambahkan, salah satu upaya sederhana yang paling esensial untuk menangkal narkoba adalah mengedukasi diri sendiri mengenai bahaya penyalahgunaan narkoba. Dengan mempelajari bahaya penyalahgunaan narkoba, masyarakat memiliki imunitas, daya tangkal, daya tolak, terkait tawaran penyalahgunaan narkoba.

“Itulah yang harus selalu disuarakan elemen masyarakat, termasuk media, agar masyarakat mau mengedukasi diri sendiri. Itu tidak membutuhkan anggaran, program, dan waktu. Hanya butuh kemauan,” tandasnya. (her)