Di Tengah Berbagai Peluang dan Tantangan di Tahun Politik, Bagaimana Kaum Muda Mampu Tetap Berkarya?

Semarang, Idola 92.6 FM – Perjalanan sejarah membuktikan bahwa peran pemuda sangat signifikan dalam memajukan bangsa Indonesia. Sejenak kita melihat sejarah, dalam beberapa etape kesejarahan pembaharuan kebangsaan ada kontribusi besar kaum muda. Di antaranya pergerakan Kebangkitan Nasional 1908, diikrarkannya Sumpah Pemuda Tahun 1928, Proklamasi 1945, gerakan Tritura 1966, gerakan Malari 1974, hingga gerakan Reformasi 1998. Pemuda seolah ambil bagian dari catatan sejarah panjang bangsa.

Merujuk pada data BPS, jumlah penduduk Indonesia kini mencapai 257,89 juta jiwa. Dari jumlah itu, sebanyak 62,06 juta merupakan kaum muda. Tak ubahnya dengan masa-masa heroik bersejarah sejak kebangkitan nasional, kini kaum muda tetap optimistis memasuki tahun 2018 yang disebut sebagai tahun politik. Meski khawatir suhu politik akan meningkat tahun ini, mereka berusaha tetap fokus menunjukkan karya di bidang masing-masing untuk kebaikan bangsa. Di tengah situasi politik gaduh dan banyak orang termakan berita bohong, mereka tetap memiliki kepedulian social. Berbagai persoalan bangsa hingga dunia, justru menjadi ladang berkarya mereka bagi kebaikan semesta.

Lantas, di tengah berbagai hiruk pikuk perpolitikan, bagaimana kaum muda mampu tetap berkarya? Apa pula tantangan terbesar pemuda di tengah upaya meneruskan estafet pembangunan dari generasi tua saat ini? Dukungan apa yang mesti diberikan pemerintah bagi kaum muda?

Guna menjawab pertanyaan-pertanyaan itu, Radio Idola 92.6 FM berdiskusi dengan beberapa anak muda luar biasa, yakni: Jason Kristianto (Peneliti Muda/Mahasiswa S-1 Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia (FMIPA UI) dan Rici Solihin (Petani Muda asal desa Pasir Langu, Kabupaten Bandung/ Duta Petani Muda 2016)). [Heri CS]

Berikut Perbincangannya: