Jateng Masih Dipercaya Jadi Lumbung Padi Nasional

Gubernur Ganjar Pranowo (tengah) berbincang dengan Kepala Perwakilan BI Jateng Hamid Ponco Wibowo (kiri) dan Ketua Gapoktan Al Barokah, Mustofa.

Semarang, Idola 92.6 FM – Selama ini, Jawa Tengah dikenal sebagai provinsi, yang menyangga pangan nasional. Khusus untuk komoditas beras yang menjadi lumbung padi nasional, Jateng mendapat apresiasi dari pemerintah pusat atas prestasi yang diraih gabungan kelompok tani (Gapoktan) Padi Organik Al Barokah di Kecamatan Susukan, Kabupaten Semarang, belum lama ini.

Ketua Gapoktan Al Barokah, Mustofa mengatakan pihaknya sebagai binaan dari Pemprov Jateng, berupaya mendukung program ketahanan pangan nasional. Sehingga, mampu mengendalikan inflasi sub sektor klaster tanaman pangan.

Mustofa menjelaskan, pihaknya konsisten pada pengembangan padi organik dibanding padi biasa yang tergantung pada penggunaan pupuk kimia. Bahkan, karena mampu mengembangkan padi organik, maka berimbas juga pada kesejahteraan anggotanya. Sebab, harga jual padi organik lebih tinggi dibanding padi biasa.

“Membangun peradaban pertanian organik, terutama di sektor padi. Dibandingkan padi biasa, maka padi organik harganya lebih tinggi. Kalau padi biasa berkisar Rp9 ribuan per kilogram, dan padi organik antara Rp14 ribu-Rp15 ribu per kilogram,” kata Mustofa belum lama ini.

Sementara, Gubernur Ganjar Pranowo menjelaskan, pihaknya cukup bangga karena Jateng masih dipercaya sebagai lumbung beras nasional. Terbukti, mampu secara konsisten menyediakan padi organik bagi masyarakat.

“Ini membuat revolusi besar. Pertama pertaniannya tetap terjaga, karena menggunakan sistem organik dan tidak bergantung pada pupuk kimia. Kualitas berasnya bagus, karena harga sangat tinggi untuk padi organik,” ucap Ganjar. (Bud)