Menakar Keberpihakan Elite pada Kepentingan Nasional dalam Upaya Menguatkan Rupiah

Semarang, Idola 92.6 FM – Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS masih terus melemah. Pemerintah sudah menyusun langkah-langkah untuk mengantisipasi pelemahan rupiah terhadap dollar AS namun langkah-langkah itu masih sulit mengimbangi dinamika pergerakan ekonomi global.

Terkait hal ini, sejumlah pihak menilai tak cukup hanya bergantung pada pemerintah. Semua lapisan masyarakat pun bisa turut berperan untuk menguatkan kembali rupiah. Bentuknya, melalui gerakan cinta rupiah. Mereka yang memiliki simpanan deposito atau uang dollar AS bisa ditukarkan dengan Rupiah. Hal lain, pun bisa dilakukan, misalnya dengan tidak membeli produk impor.

Salah satu pengusaha yang baru-baru ini telah mengkonversikan koleksi deposito dollar Amerika Serikatnya ke rupiah adalah Sandiaga Uno. Sandiaga yang juga bakal calon Wakil Presiden ini mengaku telah mengonversi dolar Amerika Serikat miliknya untuk membantu menaikkan nilar tukar rupiah yang saat ini kian melemah. Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta itu menukar sekitar 35 persen dari uang dolar yang menjadi bagian dari harta kekayaannya.

Bhima Yudhistira.

Ekonom INDEF Bhima Yudhistira menilai, langkah pengusaha Sandiaga Uno akan efektif perkuat rupiah lawan dolar AS bila diikuti tokoh lainnya. Baik itu pelaku usaha maupun para elit politik yang notabenenya adalah panutan masyarakat umum. Ia mengibaratkan, kalau misalnya 50 orang terkaya di Indonesia mengikuti langkah Sandiaga efeknya akan lebih besar daripada repatriasi dana tax amnesti yang pernah dilakukan beberapa waktu lalu. Sebab, orang-orang kaya RI, menguasai korporasi alias perusahaan raksasa. Di mana, korporasi raksasa ini banyak memiliki dolar AS. Selain menukar dolar AS ke rupiah, para orang terkaya RI ini juga bisa membantu pemerintah membawa pulang devisa hasil ekspor.

Senada, Ketua DPR RI Bambang Soesatyo pun juga mengajak seluruh elemen masyarakat agar kompak mengatasi pelemahan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat. Menurutnya depresiasi rupiah mulai berdampak pada industri yang menggunakan bahan baku impor sehingga dibutuhkan kekompakan dan langkah nyata pada masyarakat Indonesia untuk mengatasi pelemahan rupiah.

Lantas, di tengah melemahnya nilai rupiah terhadap dollar AS, siapkah kita menyetop impor barang konsumsi? Bagaimana menggelorakan gerakan cinta rupiah? Bagaimana pula mendorong keberpihakan elite untuk bersama-sama menguatkan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat? Sudah cukup memadaikah berbagai upaya dan kebijakan pemerintah dalam merespons gejolak terdepresiasinya nilai rupiah?

Guna menjawab pertanyaan-pertanyaan itu, Radio Idola Semarang berdiskusi dengan beberapa narasumber, yakni: Ekonom INDEF Bhima Yudhistira dan Pengamat Ekonomi/ Menko Ekuin Era Presiden KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) Kwik Kian Gie. [Heri CS]

Berikut diskusinya: