Menyongsong Hari Pancasila, Bagaimana Mereaktualisasi Nilai-nilai Pancasila dalam Ranah Budaya dan Politik?

Semarang, Idola 92.6 FM – Jumat 1 Juni esok, bangsa kita memperingati hari lahir Pancasila. Pancasila merupakan ideologi dan dasar Negara yang dalam perjalanannya telah mampu menjadi ikat tenun kebangsaan yang beragam. Dipilihnya Pancasila sebagai dasar Negara bukan keputusan emosional sesaat pendiri bangsa namun rasional kondisi bangsa yang besar. Pancasila dinilai sebagai paham yang tepat dengan kondisi kebinekaan Indonesia yang kaya.

Sejenak menengok sejarah, dalam rapat BPUPKI pada 1 Juni 1945, Soekarno menyampaikan pidato mengenai lima dasar negara yang dia sebut dengan nama Pancasila. Salah satu cuplikan pidato Soekarno saat itu berbunyi: “Saya namakan ini dengan petunjuk seorang teman kita, ahli bahasa saya, namanya ialah Pancasila. Sila artinya asas atau dasar, dan di atas kelima dasar itulah kita mendirikan negara Indonesia, kekal dan abadi.”

Sejak awal, Soekarno menganggap Pancasila sebagai dasar atau fondasi berdirinya sebuah rumah besar, yakni Republik Indonesia, yang di dalamnya menaungi berbagai macam suku dan agama.

Dalam memperingati Hari Lahir Pancasila tahun ini, bertepatan pula dengan momentum tahun demokrasi karena pada 27 Juni mendatang kita akan menggelar pilkada serentak 2019. Dalam momentum ini, kita ini dihadapkan pada berbagai persoalan bangsa. Mulai dari polarisasi politik identitas, ancaman radikalisme, munculnya ideologi yang hendak menggeser Pancasila hingga maraknya ujaran kebencian bernuansa SARA dan intoleransi.

Selama ini Pancasila seolah hanya dirayakan secara seremonial dan rutinitas tahunan. Padahal, yang dibutuhkan–lebih dari itu. Pancasila bukan semata semacam slogan. Momentum kelahiran Pancasila seyogianya bisa menjadi spirit teladan bagi semua pihak untuk bisa mengaktualisasikannya dalam kehidupan sehari-hari bukan sekadar mewacanakannya atau menghafalkannya.

Lantas, menyongsong Hari Pancasila, bagaimana mereaktualisasi nilai-nilai Pancasila dalam ranah budaya dan politik? Apa pula sesungguhnya tantangan bangsa kita dalam mewujudkan Pancasila sebagai Rumah Bersama?

Guna menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, Radio Idola Semarang mewawancara Prof Sudjito Atmoredjo (Kepala Pusat Studi Pancasila UGM Yogyakarta). [Heri CS]

Berikut diskusinya:

Artikel sebelumnya6 Juni Terminal Baru Bandara Ahmad Yani Operasional
Artikel selanjutnyaTak Bisa Dilalui, Bawah Jembatan Kenteng Dibuat Jalan Darurat Sepanjang 475 Meter