Bagaimana Mengantisipasi Dampak Situasi Politik Pascapemilu pada Sektor Pariwisata?

Semarang, Idola 92.6 FM – Sektor pariwisata dinilai belum terganggu oleh imbauan untuk tidak bepergian dari sejumlah negara terkait situasi politik dan keamanan Indonesia pasca-Pemilu 2019. Namun, pelaku pariwisata berharap pemerintah segera mengatasi gangguan dan memastikan bahwa Indonesia aman.

Merujuk Kompas (24/05/2019), Kepala Biro Komunikasi Publik sekaligus Ketua Pusat Krisis Kementerian Pariwisata Guntur Sakti mengatakan, hingga Kamis 23 Mei lalu, belum ada info pembatalan kedatangan turis meski beberapa negara sudah mengeluarkan saran tidak bepergian (travel advice).

Setidaknya sudah ada 8 negara yang mengeluarkan travel advice terkait kondisi keamanan di Indonesia, yakni Inggris, Amerika Serikat, Kanada, Australia, Malaysia, Filipina, Thailand, dan Singapura. Menurutnya, pemerintah memaklumi hal itu sebagai langkah untuk mengingatkan warganya. Sementara itu, Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia Didien Junaedy menyatakan, faktor keamanan sangat berpengaruh pada sector pariwisata. Unjuk rasa di Jakarta akan berimbas pada pembatalan kunjungan wisata dalam sepekan ke depan.

Pasca unjuk rasa yang berujung kerisuhan 22-23 Mei lalu, ada 8 negara yang mengeluarkan travel advice terkait kondisi keamanan di Indonesia, yakni Inggris, Amerika Serikat, Kanada, Australia, Malaysia, Filipina, Thailand, dan Singapura. Seberapa hal itu berdampak bagi sector pariwisata—apa masih belum terdampak? Apa yang mestinya dilakukan pemerintah agar kondisi segera pulih dan tidak berdampak pada sektor pariwisata ke depan? Guna menjawab pertanyaan-pertanyaan itu, Radio Idola Semarang mewawancara ketua Umum Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Didin Junaidi. (Heri CS)

Berikut wawancaranya: