Dinkop Terus Dorong Koperasi di Jateng Terapkan Digitalisasi Koperasi

CEO Sadewa Jawara, Eri Pertinda Saputra (kiri) menunjukkan aplikasi digital dari koperasi simpan pinjam, Senin (30/9).
CEO Sadewa Jawara, Eri Pertinda Saputra (kiri) menunjukkan aplikasi digital dari koperasi simpan pinjam, Senin (30/9).

Semarang, Idola 92.6 FM – Revolusi industri 4.0 yang sudah di depan mata, harus bisa dimanfaatkan semua pelaku usaha untuk meraih keberhasilan. Tidak terkecuali koperasi-koperasi yang ada di Jawa Tengah, bisa mengikuti perkembangan zaman.

Kepala Bidang Kelembagaan Dinas Koperasi dan UMKM Jawa Tengah Bima Kartika mengatakan untuk meraih sukses di era revolusi industri 4.0, maka diperlukan kesiapan dari pelaku koperasi di provinsi ini. Karena, jika koperasi tidak bisa mengikuti perkembangan zaman akan tergerus dengan usaha lainnya. Salah satunya adalah fincial technology (fintech).

Bima menjelaskan, koperasi di Jateng yang aktif saat ini tercatat ada 12 ribuan dari seluruh 26.593 koperasi di provinsi ini. Saat ini, pihaknya juga sudah menyiapkan program digitalisasi koperasi menggandeng Sadewa G-2 yang merupakan pengembangan dari Sadewa Market.

Menurutnya, melalui Sadewa G-2 ini pihaknya mencoba mengarahkan koperasi-koperasi di Jateng untuk menerapkan digitalisasi koperasi.

“Melakukan digitalisasi terhadap koperasi. Kita ada sekian ribuan koperasi yang ada di Jawa Tengah, tapi minimal skala provinsi dulu kita garap. Ada sekitar 670 koperasi, dan tidak menutup kemungkinan dari pihak Sadewa G-2 sudah beberapa kali dengan kabupaten/kota mengadakan sosialisasi. Harapannya nanti, koperasi-koperasi di tingkat kabupaten/kota juga sama merespon adanya produk digitalisasi koperasi,” kata Bima di sela evaluasi program digitalisasi sistem laporan keuangan koperasi di kantornya, Senin (30/9).

Lebih lanjut Bima menjelaskan, meski pihaknya sudah melakukan pendampingan terhadap pelaku koperasi di Jateng, masih ada kendala yang dihadapi. Kendala tersebut di antaranya soal kualitas sumber daya manusia, dan jaringan internet yang memadai.

CEO Sadewa Jawara, Eri Pertinda Saputra menambahkan, memang kendala yang dihadapi koperasi di Jateng beragam untuk menerapkan digitalisasi koperasi. Namun, pihaknya terus melakukan sosialisasi dan pendampingan untuk mengubah pola pikir pengelola koperasi beralih ke sistem digital.

“Saat ini memang industri 4.0 itu sudah di depan mata, dan tidak bisa distop lagi. Jadi, ketika koperasi kita tidak siap yang kami khawatirkan adalah koperasi tersebut hanya menjadi penonton. Market atau bisnis tersebut yang akan terdisrubsi industri 4.0. Digital ini adalah senjata mutakhir yang bisa digunakan untuk ikut bertarung di industri 4.0,” ujar Eri.

Eri menjelaskan, peralihan tersebut membutuhkan proses dari pengelola koperasi di Jateng. Karena, diakui jika basis koperasi saat ini masih banyak yang konvensional. (Bud)