Membaca Arah Koalisi dan Peta Politik Setelah Pilpres Usai

Semarang, Idola 92.6 FM – Komisi Pemilihan Umum (KPU) resmi menetapkan Joko Widodo-Ma’ruf Amin sebagai presiden dan wakil presiden terpilih di Pilpres 2019. Penetapan dilakukan melalui rapat pleno terbuka di kantor KPU Jakarta, Minggu (30/06/2019).

Salah satu hal yang mengemuka pasca putusan MK dan ditetapkannya Jokowi sebagai presiden terpilih adalah dinamika peta politik dan peta koalisi partai politik. Peta koalisi partai politik berpotensi berubah seiring dengan bubarnya Koalisi Indonesia Adil Makmur—atau koalisi yang mengusung pasangan 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Membaca sejarah, manuver pindah haluan kerapkali dilakukan oleh Partai Demokrat dan Partai Amanat Nasional (PAN). Kita pun bertanya-tanya, bagaimana dengan partai lain. Akankah merapat ke barisan koalisi pendukung pemerintah atau akan tetap menjadi oposisi sejati.

Lantas, setelah pilpres usai—bagaimana arah peta politik dan peta koalisi pasca ditetapkannya presiden terpilih? Akankah barisan pendukung pasangan Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno tetap setia dalam barisan koalisi—atau peta koalisi lebih cair? Untuk meredakan ketegangan—bagaimana wacana rekonsiliasi mesti dibangun?

Guna menjawab pertanyan-pertanyaan itu, Radio Idola Semarang berdiskusi dengan beberapa narsumber, yakni: Peneliti senior pada Pusat Penelitian Politik LIPI Prof. Syamsuddin Haris dan Direktur Eksekutif Perkumpulan Untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) Titi Anggraini. (Heri CS)

Berikut diskusinya: