Memitigasi Gejala Penurunan Ekonomi Tahun 2019

Semarang, Idola 92.6 FM – Pemerintah mulai mewaspadai penurunan ekonomi Indonesia di tahun ini. Tanda-tanda penurunannya pun terlihat dari pemasukan negara yang mulai seret. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati bahkan telah melihat pertanda penurunan ekonomi dari pertumbuhan pajak yang melambat.

Berdasarkan data APBN KiTa, pendapatan negara per April ini hanya Rp 530,7 triliun, tumbuh hanya 0,5 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 528,1 triliun. Seretnya pendapatan negara tersebut lantaran pertumbuhan penerimaan perpajakan (pajak dan bea cukai) juga anjlok. Hingga akhir April 2019, perpajakan hanya mencapai Rp 530,4 triliun, tumbuh 0,6 persen dari periode yang sama tahun lalu.

Padahal di tahun lalu, dengan penerimaan yang hanya Rp 527,1 triliun, perpajakan mampu tumbuh hingga 13,2 persen. Bahkan di April 2017, perpajakan mencapai Rp 465,8 triliun atau tumbuh 20,5 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Lantas, mencermati gejala penurunan ekonomi di tahun ini—apa sesungguhnya faktor pemicunya? Ini semata-mata karena faktor global atau memang ada kerentanan pada fondasi ekonomi di dalam negeri? Lalu, langkah mitigasi apa pula yang mesti dilakukan agar hal ini tak berlarut-larut dan berdampak buruk?

Guna menjawab pertanyaan-pertanyaan itu, Radio Idola Semarang berdiskusi dengan beberapa narasumber, yakni: Prof Ari Kuncoro (Guru Besar dan Dekan Fakultas Ekonomi & Bisnis UI) dan Enny Sri Hartati (Direktur Eksekutif INDEF). (Heri CS)

Berikut diskusinya: