Pengembang Menyebut Lesunya Bisnis Properti Bisa Jadi Karena Perbankan Persulit Salurkan Kredit

Semarang, Idola 92.6 FM – Sepanjang 2019 ini, pasar perumahan yang ada di Jawa Tengah tidak sebagus tahun sebelumnya. Bahkan, potensi penjualannya terus mengalami penurunan.

Wakil Ketua DPD Real Estat Indonesia (REI) Jateng Dibya Hidayat mengatakan dari sembilan pameran yang dilakukan sepanjang tahun ini, tidak pernah mencapai target yang telah ditetapkan. Bahkan, potensi penjualannya jauh dari target setiap pameran.

Dibya menjelaskan, setiap pameran perumahan selalu menargetkan angka penjualan sebanyak 60 unit rumah. Namun kenyataan di lapangan, hanya mampu menjual antara 20-30 unit rumah saja.

Menurutnya, lesunya penjualan perumahan bisa jadi juga karena tidak mendapat dukungan dari pihak perbankan yang menyalurkan kredit perumahannya.

“Pembeli rumah itu selain end user, juga ada investor. Yang investor itu banyak yang menunda pembelian rumah. Yang sekarang pasar menengah ke bawah ini, tiba-tiba menyusut. Saya rasa, mungkin harus dibuat skim kredit yang lebih panjang. Bisa sampai 30 tahun mungkin. Seperti kalau di Singapura atau di negara-negara maju itu, kreditnya panjang dan pasti sangat membantu,” kata Dibya, belum lama ini.

Dibya lebih lanjut menjelaskan, seharusnya pihak perbankan juga bisa membantu para pengembang atau masyarakat yang akan memiliki rumah. Salah satunya, dengan penyaluran kredit perumahan yang masa kreditnya hingga 30 tahun.

“Ini akan mengurangi angka kredit macet, karena semakin lama cicilan akan semakin kecil risiko kredit macet. Ini yang tentu sangat membantu pengembang dan masyarakat, untuk bisa membeli rumah dengan cara kredit,” pungkasnya. (Bud)