Revitalisasi Kota Lama Tak Kunjung Usai, Wisatawan ke Semarang Turun 13 Persen

Salah satu sudut kawasan kota lama Semarang yang sedang dilakukan revitalisasi.

Semarang, Idola 92.6 FM – Molornya revitalisasi kawasan kota lama Kota Semarang yang tak kunjung selesai, membuat jumlah kunjungan wisatawan ke Kota Semarang terutama dan Jawa Tengah turun drastis. Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata Jateng mencatat, penurunannya mencapai 13,37 persen pada 2018 kemarin.

Kepala Dinporapar Jateng Sinoeng Rachmadi mengatakan ada beberapa faktor yang menyebutkan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara turun pada 2018 kemarin, salah satunya adalah revitalisasi kawasan kota lama Semarang. Sehingga, destinasi wisata di Kota Semarang itu menjadi kurang dinikmati untuk dikunjungi.

Menurutnya, molornya revitalisasi kawasan kota lama menjadi tidak nyaman untuk dikunjungi. Sebab, terdapat lubang di jalan dan beberapa material mengganggu keindahan.

Sinoeng berharap, revitalisasi kawasan kota lama bisa segera selesai dan kembali didatangi wisatawan mancanegara.

“Atas kebijakan upgrade tentang revitalisasi kawasan kota lama sebagai salah satu destinasi wisata, sedang diperbaiki. Terjadi penurunan jumlah wisatawan yang berkunjung sebesar 13 persen, dan kita akui itu karena efek sebuah pembangunan. Yang dimulai sejak Januari 2018, dan sampai sekarang belum selesai. Sehingga, memengaruhi jumlah kunjungan wisatawan yang datang ke kota lama, terutama penumpang kapal-kapal pesiar yang sandar di Pelabuhan Tanjung Emas,” kata Sinoeng belum lama ini.

Lebih lanjut Sinoeng menjelaskan, pihaknya mendorong Pemkot Semarang untuk menyelesaikan revitalisasi kawasan kota lama. Harapannya, pada masa libur Lebaran bisa selesai dan ramai dikunjungi wisatawan.

Diketahui, revitalisasi kawasan kota lama Semarang membutuhkan anggaran sebesar Rp183 miliar dan ditargetkan selesai April 2019 ini. Penataan kawasan kota lama bertujuan menjadikan kawasan itu bisa lebih teratur, nyaman dan layak dikunjungi wisatawan.

Diharapkan, selesai revitalisasi kawasan kota lama selesai bisa meningkatkan pertumbuhan kegiatan perekonomian di kawasan tersebut selain sektor pariwisatanya. (bud)