Tokoh Lintas Agama di Semarang Serukan Kedamaian

Sejumlah tokoh agama yang tergabung dalam Pelita menyatakan sikap atas kondisi bangsa sekarang ini, Selasa (1/10).
Sejumlah tokoh agama yang tergabung dalam Pelita menyatakan sikap atas kondisi bangsa sekarang ini, Selasa (1/10).

Semarang, Idola 92.6 FM – Kerusuhan dan bentrokan pada saat digelar aksi unjuk rasa belakangan ini, membuat sejumlah pihak menaruh rasa keprihatinan. Tidak terkecuali tokoh-tokoh yang tergabung di Persaudaraan Lintas Agama (Pelita) Kota Semarang, saat memberikan pernyataan sikap di kantor gubernuran, Selasa (1/10).

Salah satu tokoh agama Nasrani, Romo Aloysius Budi Purnomo mengatakan aksi-aksi unjuk rasa yang digalang mahasiswa di sejumlah daerah di Indonesi tidak sedikit kemudian berakhir bentrokan fisik dengan aparat. Bahkan, juga jatuh korban dari pengunjuk rasa maupun pihak keamanan.

Romo Aloysius Budi menjelaskan, dengan rentetan kasus bentrokan antara mahasiswa dan aparat keamanan harus segera diakhiri. Pemerintah dan DPR, agar bisa lebih arif memerhatikan masukan dari masyarakat yang dibawa gerakan mahasiswa.

Menurutnya, semua elemen bangsa yang ada untuk bersama menjaga kepentingan nasional dan mengedepankan suasana demokrasi menyejukkan.

“Kami tidak pernah berhenti untuk membawa bangsa ini dalam doa bersama seluruh jemaah, dan itu saya saksikan di banyak tempat diajak terus membawa secara rohani. Keprihatinan-keprihatinan yang ada itu terus kita olah secara rohani sebagai bekal kekuatan, agar bangsa ini tetap tegar. Kita tidak ingin bangsa kita hancur, dan tidak akan mungkin bangsa ini dihancurkan oleh segelintir orang yang bermaksud jahat untuk mengacau,” kata Romo Aloysius Budi.

Lebih lanjut Romo Aloysius Budi menjelaskan, agar bangsa Indonesia tidak terpecah dan hancur, maka segala persoalan harus dicari penyelesaian yang mengutamakan kemanusiaan. Misalnya kasus di Papua, kasus kebakaran hutan di Kalimantan serta merosotnya sikap toleransi beragama di sejumlah daerah.

“Kita mencintai negeri ini dan bangsa ini. Oleh karena itu, kita harus peduli dan berdoa Indonesia tetap utuh,” pungkasnya.

Pemprov Jateng Minta Aparat Bertindak Cari Dalang Yang Ingin Kacaukan Indonesia

Unjuk rasa yang digelar di sejumlah daerah, tidak sedikit kemudian berujung pada bentrok atau kerusuhan. Bahkan, aksi unjuk rasa belakangan ini mengajak pelajar ikut turun ke jalan.

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan adanya bentrok fisik antara pengunjuk rasa dengan aparat, harus disikapi secara serius. Dirinya menduga, jika kejadian itu sudah disetting untuk menimbulkan kerusuhan dan mengacaukan negara.

Menurutnya, aksi unjuk rasa belakangan yang mengajak pelajar ikut turun ke jalan juga tercium merupakan settingan. Karena, di Jakarta tertangkap seorang pemuda mengenakan seragam pelajar yang ikut demo tetapi ternyata bukan pelajar.

“Sudah ada viral di mana-mana, di Jakarta sudah ketemu dia bukan siswa pinjam seragam temannya dibayar Rp40 ribu hingga Rp200 ribu. Tatoan dan umurnya 22 tahun. Maka ini sebenarnya, ada yang mencoba masuk ke sana. Maka sekarang, negara memang harus bertindak. Aparat dan intelejen sudah masuk, mencari siapa penggerak mereka ini. Sehingga, jangan sampai anak-anak jadi korban,” kata Ganjar saat memberi pengarahan kepala sekolah wilayah Jawa Tengah I di SMKN 7 Semarang, Selasa (1/10).

Lebih lanjut Ganjar menjelaskan, kasus unjuk rasa yang berujung bentrok harus segera diusut pihak aparat keamanan. Sehingga, bisa diketahui dalang di balik kerusuhan itu.

“Isu demonya awalnya menolak revisi UU KPK dan RKUHP. Tapi, kenapa sekarang jadi isunya untuk melengserkan Jokowi,” jelasnya.

Sementara, terkait dengan pelajar ikut unjuk rasa, Ganjar meminta guru dan kepala sekolah bersikap arif dan memberi pemahaman kepada siswanya.

“Jangan dimarahi, ajak bicara siapa yang mengajaknya demo. Pelajar di Jawa Tengah saya minta fokus belajar, dan kalau demo dengan cara yang baik,” tandasnya. (Bud)