Aptrindo Semarang Tak Sepakat Jika Simpang Hanoman Ditutup

Supriyono
Supriyono, Ketua Aptrindo Tanjung Emas Semarang. (photo: tribun)

Semarang, Idola 92,6 FM – Kasus kecelakaan di Simpang Hanoman Semarang Barat kerap terjadi, dan tak jarang hingga memakan korban. Bahkan, tidak jarang terjadi kecelakaan tunggal karena rem blong hingga menyebabkan kemacetan luar biasa. Sehingga, pihak kepolisian ada wacana menutup Simpang Hanoman bagi kendaraan-kendaraan berat yang dari arah barat.

Ketua Aptrindo Tanjung Emas Semarang Supriyono mengatakan wacana penutupan Simpang Hanoman itu, karena memang dianggap sebagai jalur rawan kecelakaan.

Menurutnya, wacana itu akan membuat kalangan sopir truk akan mengeluarkan biaya lebih banyak. Apalagi, jika kemudian diharuskan melalui jalan tol.

Supriyono menjelaskan, dirinya juga tidak ingin dianggap sebagai penyebab dari kemacetan di wilayah barat Kota Semarang jika wacana itu diberlakukan. Karena, di wilayah Simpang Gatot Subroto juga dikenal rawan kemacetan dan menjadi lalu lalang kendaraan industri kawasan Candi.

“Kalau kita sebenarnya aksesnya lancar. Kalau kemudian dialihkan dan menjadi macet, kan malah high cost. Kayaknya kalau lihat posisi itu, akan dilewatkan tol. Lewat tol juga akan menambah buat kita, pertama bayar tol dan kedua akan lebih jauh. Ya kita tidak mau,” kata Supriyono, Senin (17/2).

Lebih lanjut Supriyono menjelaskan, yang mungkin bisa dilakukan adalah memasang sebanyak mungkin rambu-rambu lalu lintas peringatan. Tujuannya, agar sopir truk waspada ketika akan melewati tanjakan.

“Mungkin ke depan perlu dibangun jembatan layang sama dengan di Kalibanteng. Karena, setelah Kalibanteng ada jembatan layang itu kemacetannya terus pindah ke Hanoman,” pungkasnya. (Bud)