Dinas ESDM Jateng Sebut Ada Dua Indikasi Api Abadi Mrapen Padam

Api Abadi Mrapen Padam
Api Abadi Mrapen Padam.

Semarang, Idola 92,6 FM – Dinas ESDM Jawa Tengah sudah melakukan pengecekan ke lapangan, terkait dengan padamnya api abadi Mrapen di Kabupaten Grobogan. Dari kajian awal yang dilakukan, ada dua kemungkinan menjadi penyebab api abadi Mrapen itu padam.

Gubernur Ganjar Pranowo mengatakan beberapa indikasi dan faktor penyebab dari api abadi Mrapen padam sudah diteliti, dan mencoba dipilah dari penyebab sebenarnya. Apakah karena murni faktor alam, atau ada indikasi penyebab eksploitasi di sekitar kompleks api abadi Mrapen.

Ganjar menjelaskan, apabila memang diketahui api abadi Mrapen itu padam karena faktor alam akan dibuatkan rekayasa engineering agar api bisa menyala kembali. Sehingga, api abadi Mrapen kembali bisa dimanfaatkan apinya untuk kegiatan penyalaan obor event olahraga nasional maupun internasional.

Menurutnya, jika hal itu karena penyebab jebakan di dalam ruang bawah tanah akan diteliti lebih lanjut. Sehingga, apabila memungkinkan akan dilakukan penutupan celah di dalam ruang bawah tanah.

“ESDM sudah turun, dan sudah memberikan laporan. Ada dua indikasi yang sekarang kita minta untuk didalami. Yang pertama bisa jadi ya cadangan gasnya di situ habis. Ada beberapa potensi kemungkinan. Kita mulai ngecek apakah ada kebocoran di daerah itu, apa ada yang ngebor. Kalau yang izin resmi tidak ada. Nah, yang tidak resmi ini kita minta untuk cek, karena banyak orang yang membuat bolongan sendiri-sendiri,” kata Ganjar, Senin (5/10).

Lebih lanjut Ganjar menjelaskan, apabila penyebab dari padamnya api abadi Mrapen karena eksploitasi ilegal dari masyarakat sekitar akan dilakukan tindakan tegas. Namun, hal itu masih dalam penelusuran dari tim ESDM Jateng sebelum bisa menyimpulkan penyebab pastinya.

“Kalau memang ada aksi eksploitasi ilegal ya kita tindak, langsung tutup,” tegasnya.

Diketahui, api abadi Mrapen padam pada 25 September 2020 kemarin. Dugaan sementara, karena adanya pengeboran yang dilakukan dengan jarak sekira 150 meter dari kompleks api abadi Mrapen. Saat dilakukan pengeboran untuk mencari sumber air, muncul api dan semburan gas. (Bud)

Artikel sebelumnyaGerbang Jateng Anggap RUU Omnibus Law Bentuk Kegagalan Pemerintah dan DPR RI
Artikel selanjutnyaMengenal Bima Prasetya Adi, Pendiri Sekolah Bersama Yuk Bogor