Mendorong Terciptanya Integrasi UMKM dengan Pelaku Industri Besar Demi Kemajuan Bangsa

UMKM

Semarang, Idola 92.6 FM – Pandemi Covid-19 menyebabkan resesi ekonomi di hampir semua negara di dunia. Hanya segelintir negara yang bisa terlepas dari resesi, antara lain China, Vietnam, dan Taiwan. Covid-19 telah menyerang siapa saja tanpa mengenal status atau level ekonomi dan tak pandang bulu.

Maka, pada beberapa kesempatan, Presiden Joko Widodo sering menyebut bahwa Pandemi ini sebagai peluang untuk “mengejar ketertinggalan”. Sebab, semua negara, baik negara miskin, negara berkembang, maupun negara maju, semuanya sedang mengalami kemunduran karena terpapar Covid-19.

Maka, dalam situasi Pandemi, Presiden kembali menekankan, begitu pentingnya keberadaan Usaha Menengah Kecil dan Mikro (UMKM) untuk menopang ekonomi Indonesia. Jokowi menegaskan melalui Omnibus Law Undang-Undang Cipta Kerja, pemerintah akan melakukan reformasi besar-besaran untuk mengembangkan UMKM. Ini merupakan pesan presiden kesekian kalinya yang menyiratkan upaya untuk membangkitkan usaha kecil Indonesia. Jokowi pun mewacanakan pembentukan holding di sektor UMKM—di mana sektor UMKM merupakan core business pembiayaan kredit BRI.

Tetapi, faktanya, akibat pandemi ini UMKM juga terpuruk. Berdasarkan riset bank BRI terhadap 3 ribu pelaku UMKM yang tersebar di 33 provinsi, pelaku UMKM sangat menderita. Pandemi berdampak negatif terhadap 84,7 persen pelaku UMKM. Rata-rata pendapatan turun sebesar 53 persen. Padahal, peran UMKM sangat besar terhadap perekonomian. Ada sekira 64,2 juta unit UMKM Indonesia yang menyerap 97 persen tenaga kerja nasional dengan kontribusi terhadap PDB sekitar 61 persen dan sumbangan ekspor 14 persen.

Dari sekian persoalan yang dihadapi UMKM, selama ini salah satu problemnya adalah kurang terintegrasinya UMKM dengan pelaku industri besar. Padahal, jalinan kemitraan akan menjadi pintu masuk menuju transformasi UMKM.

Maka, apa yang bisa kita lakukan khususnya dalam percepatan dan integrasi UMKM agar betul-betul menjadi tulang punggung perekonomian kita? Bagaimana mendorong terciptanya integrasi UMKM dengan pelaku industri besar demi kemajuan bangsa? Siapa yang mestinya mengorkestrasi integrasi UMKM dengan pelaku industri besar?

Untuk memperoleh gambaran atas persoalan ini, radio Idola Semarang berdiskusi dengan beberapa narasumber, yakni Anton Hendranata-Ekonom PT Bank Rakyat Indonesia; Roy N. Mandey (Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo)); dan Fauzi Aziz (Dirjen IKM Kementerian Perindustrian periode 2007-2010). (andi odang/ her)

Dengarkan podcast diskusinya: