Mengenal Situs Megalitik Tutari Sentani Papua bersama Arkeolog Hari Suroto

Situs Megalitik Tutari
Situs Megalitik Tutari, Sentani. (Photo: Dok Pribadi)

Semarang, Idola 92.6 FM – Penelitian arkeologi di tanah Papua baru-baru ini mengungkap bahwa motif megalitik Tutari Sentani Papua di Kampung Doyo Lama, Distrik Waibu, Kabupaten Jayapura dapat terus dikembangkan menjadi karya seni lain. Motif-motif dalam situs peninggalan zaman neolitikum akhir itu memiliki keindahan bentuk, isi, serta sarat makna.

Rektor Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Papua, I Wayan Rai S mengungkapkan, motif megalitik Tutari dapat terus berkembang menjadi karya seni lain karena memiliki keindahan bentuk dan isi, serta keindahan bentuk dalam wujudnya.

Menurut Wayan, seperti dilansir dari kumparan.com (01/10), keindahan isi adalah nilai atau makna yang terkandung di dalamnya. Hal itu misalnya dapat dilihat dari berbagai gambar pada motif megalitik Tutari. Motifnya terdiri dari berbagai motif flora, fauna serta gambar manusia yang ditorehkan oleh suku Tutari pada sejumlah batu yang ditemui di Kampung Doyo Lama, Distrik Waibu, Kabupaten Jayapura.

Prof. Dr. I Wayan Rai S
Prof. Dr. I Wayan Rai S, Rektor Institut Seni Budaya Tanah Papua, sedang presentasi Motif Megalitik Tutari pada seni Sentani masa kini. (Photo: Dok Pribadi)

Wayan menuturkan, motif megalitik Tutari juga menjadi sumber inspirasi seniman masa kini. Salah satu contohnya, melalui karya lukisan yang dilakukan masyarakat Pulau Asei. Mereka melukis motif megalitik Tutari pada lukisan kulit kayu pada tradisi dan perkembangannya. “Lukisan megalitik Tutari yang berhubungan dengan seni masa kini di kawasan Danau Sentani, meliputi kelambut, Woku atau Tifa, Khombow yakni lukisan kulit kayu, body painting, serta seni virtual,” ujarnya.

Hari Suroto
Hari Suroto, Arkeolog dari Balai Arkeologi Papua. (Photo: Dok Pribadi)

Sementara, Peneliti pada Balai Arkeologi Papua, Hari Suroto menjelaskan, penelitian motif megalitik Tutari pada seni Sentani masa kini adalah bagian dari penelitian arkeologi bertemakan Sustainable Development Goals (SDGS) atau tujuan pembangunan berkelanjutan. Penelitian motif megalitik tutari pada seni Sentani masa kini harus bermanfaaat pada tinggalan arkeologi itu sendiri serta harus bermanfaat pada masyarakat sekitar situs megalitik tutari.

Motif megalitik Tutari terdiri dari berbagai motif flora, fauna serta gambar manusia yang ditorehkan oleh suku Tutari pada sejumlah batu yang ditemui di Kampung Doyo Lama.

Mahasiswi asal Perancis
Mahasiswi asal Perancis sedang mempelajari Situs Megalitik Tutari, Sentani. (Photo: Dok Pribadi)

“Dengan SDGs diharapkan motif megalitik tutari dapat dilestarikan. Selain itu, motif megalitik tutari juga harus meningkatkan kesejahteraan masyarakat yaitu dapat dijadikan inspirasi seni dalam produk ekonomi kreatif,” kata Hari kepada radio Idola Semarang.

Ia menambahkan, produk ekonomi kreatif tersebut berupa motif batik khas megalitik tutari, desain sablon kaos, desain logo produk, digambarkan dalam motif lukisan kulit kayu, atau lukisan media kanvas, seni mural serta buku cerita bergambar tentang tutari.
Selengkapnya mengenai situs Megalitik Tutari Sentani Papua berikut ini wawancara radio Idola Semarang bersama Peneliti pada Balai Arkeologi Papua, Hari Suroto. (yes/ her)

Simak podcast wawancaranya: