Pemprov Minta Pemkab/pemkot di Jateng Bisa Munculkan Inovasi Musrenbang

Taj dan Ganjar
Gubernur Ganjar Pranowo bersama Wagub Taj Yasin memberi keterangan kepada media usai membuka Musrenbang di Hotel Patra Semarang, kemarin.

Semarang, Idola 92,6 FM – Masa pembukaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Daerah (Musrenbang) Jawa Tengah sudah dimulai, dan sejumlah kalangan masyarakat bisa memanfaatkan untuk menyuarakan usulannya. Namun, Pemprov Jateng menggarisbawahi kabupaten/kota untuk tidak sekadar melakukan pembangunan fisik saja tetapi bisa memunculkan inovasi baru di musrenbang.

Gubernur Ganjar Pranowo mengatakan pada musrenbang tahun ini, pihaknya memberi prioritas pada pengembangan sumber daya manusia (SDM) dan pengurangan angka kemiskinan hingga tujuh persen. Sehingga, pada musrenbang ini polanya akan diubah tidak sama dengan murenbang tahun-tahun sebelumnya.

Ganjar menjelaskan, khusus untuk pengurangan angka kemiskinan yang masih dijadikan sasaran adalah 14 daerah merah. Di antaranya Kabupaten Brebes, Demak, Grobogan dan Purbalingga.

Menurutnya, fokus yang akan dibidik pada musrenbang tahun ini di Jateng bisa sejalan dengan kebijakan nasional.

“Polanya besok kita ubah. Kalau dulu musrenbang kita datang, langsung minta infrastruktur minta bantuan jumlahnya segini. Sekarang enggak. Itu ditulis pakai sistem saja diketik masuk ke sistem. Besok kita minta polanya ada dua. Apa prioritasmu, apa kreasimu untuk menyelesaikan persoalan. Persoalan apa? Tentang kemiskinan, kesehatan atau infrastruktur? Nah, yang seperti ini nanti contoh-contoh baik dari kabupaten/kota akan kita angkat. Sehingga, keputusan kita di musrenbang ini lebih banyak nanti cara atau metode untuk menyelesaikan persoalan. Dari enam eks karesidenan, paling tidak ada 2-3 contoh baik dari masing-masing kabupaten/kota,” kata Ganjar, Selasa (11/2).

Lebih lanjut Ganjar menjelaskan, dari keseluruhan kegiatan musrenbang yang dilaksanakan di Jateng itu juga ditujukan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi sebesar tujuh persen. Sehingga, strategi-strategi khusus perlu disiapkan secara matang.

“Prioritasnya sama, di SDM dan kita tingkatkan infrastruktur. Aspek lingkungan tetap kita jaga, sehingga meski pembangunan masif jangan sampai merusak,” pungkasnya. (Bud)