Pengelola Laboratorium PCR Didorong Optimalkan Kapasitas Tes Swab Korona

Tes swab COVID-19 secara drive thru
Dua petugas di RS Nasional Diponegoro melakukan tes swab COVID-19 secara drive thru.

Semarang, Idola 92,6 FM – Kementerian Kesehatan sudah menunjuk sejumlah laboratorium dan laboratorium penunjang di rumah sakit di Jawa Tengah, sebagai tempat pengujian sampel pasien terpapar virus Korona. Guna memercepat proses pemeriksaannya, Pemprov Jateng meminta laboratorium-laboratorium itu mengoptimalkan kapasitas tes swab Korona.

Gubernur Ganjar Pranowo mengatakan pihaknya sudah mengumpulkan semua pengelola laboratorium yang ditunjuk Kemenkes, untuk mengoptimalkan kapasitas pengetesan Polymerase Chain Reaction (PCR) di Jateng. Bahkan, Jateng juga telah menerima bantuan 50 ribuan PCR kit dari pemerintah pusat akhir April 2020 kemarin.

Ganjar menjelaskan, saat ini kapasitas tes PCR di Jateng sekira 600 spesimen per hari. Sehingga, kapasitas itu perlu ditingkatkan menjadi seribu spesimen per harinya.

Menurutnya, sampai saat ini jumlah pasien positif Korona di Jateng ada 594 orang yang dirawat di sejumlah rumah sakit rujukan. Sedangkan pasien dalam pemantauan (PDP) yang dirawat ada 971 orang, dan orang dalam pemantauan (ODP) ada 3.301 orang.

“Karena ini kondisi darurat, kita mesti mengikuti perkembangan yang ada. Maka, koreksi-koreksi ini menjadi ketahuan semuanya. Intinya, semuanya siap untuk meningkatkan kapasitas. Sehingga, seandainya terjadi grafik yang tinggi mesti kita waspadai dengan cepat. Saya minta kepada mereka harus siap, tidak boleh tidak siap,” kata Ganjar, Rabu (6/5).

Lebih lanjut Ganjar menjelaskan, dengan kecepatan tes PCR yang bisa dilakukan itu akan sangat penting di dalam penanganan pasien terpapar virus Korona. Karena, saat ini masih banyak pasien yang dirawat di rumah sakit rujukan itu terlalu lama menunggu hasil tes keluar.

Sementara Kepala Balai Litbang Vektor Salatiga Joko Waluyo menambahkan, pihaknya saat ini sudah melakukan pemeriksaan sebanyak enam ribu sampel. Sedangkan dalam seharinya, mampu memeriksa 150 sampel dari sebelumnya hanya 40 sampel.

“Sebenarnya, kami bisa meningkatkan menjadi dua kali lipat, hanya saja perlu ada penambahan alat ekstraksi otomatis. Selama ini, proses ekstraksi kami lakukan secara manual dan itu perlu waktu dengan kapasitas mesin juga sedikit,” ucap Joko. (Bud)