RSUP dr Kariadi Semarang Catat Sudah Ada Dua Perawat Meninggal Dunia

Direktur Utama RSUP dr Kariadi
Direktur Utama RSUP dr Kariadi Semarang Agus Suryanto memberi penjelasan kepada media lewat video conference.

Semarang, Idola 92,6 FM – RSUP dr Kariadi Semarang sebagai rumah sakit rujukan COVID-19 mencatat, sampai dengan saat ini sudah ada dua perawat yang meninggal dunia. Satu perawat dinyatakan positif terinfeksi virus Korona, sedangkan yang satu masih menunggu hasil laboratorium.

Direktur Utama RSUP dr Kariadi Semarang Agus Suryanto mengatakan sejak pertengahan Januari hingga April 2020 ini, pihaknya sudah melakukan pemeriksaan dan perawatan terhadap 896 orang dalam pemantauan (ODP) dan 313 pasien dalam pengawasan (PDP). Dari seluruh ODP dan PDP yang ditangani, 112 orang dinyatakan positif terinfeksi virus Korona.

Agus menjelaskan, sedangkan untuk tenaga medis di RSUP dr Kariadi Semarang yang menangani pasien COVID-19 juga ikut terpapar. Ada 57 tenaga medis yang terinfeksi virus Korona, dan beberapa di antaranya sudah dinyatakan sembuh. Saat ini, masih ada 34 tenaga medis yang dinyatakan positif COVID-19.

Menurutnya, dari keseluruhan tenaga medis yang terpapar virus Korona itu ada dua perawat dinyatakan meninggal dunia.

“Untuk pegawai di RSUP dr Kariadi yang meninggal dunia, sampai hari ini ada dua orang. Satu orang terkonfirmasi COVID-19, dan satu lagi hasil pemeriksaan pertama negatif serta masih menunggu hasil pemeriksaan kedua. Tentunya, kami sudah melakukan kajian kemungkinan kebijakan-kebijakan apa yang harus kita evaluasi, di dalam menjumpai kasus peningkatan yang luar biasa ini,” kata Agus, Sabtu (18/4).

Lebih lanjut Agus menjelaskan, khusus untuk 34 tenaga medis yang masih terkonfirmasi positif COVID-19 itu terdiri dari enam dokter spesialis dan 24 peserta pendidikan dokter spesialis (PPDS). Yakni 15 spesialis bedah, empat bedah saraf dan lima orang obstetri.
“Khusus yang klaster bedah ini terjadi, karena ada pasien yang ditangani baru diketahui gejala virus Korona. Kalau yang klaster obstetri itu terjadi, ketika penanganan pasien melahirkan positif Korona,” pungkasnya. (Bud)